Entah sudah berapa lama tenggelam ke dalam kesedihan dengan berlinangan air mata. Yang jelas bibir Amira mulai membiru dengan permukaan kulit yang mulai keriput. Meskipun begitu tangis Amira belum juga mereda. Tak kuat menahan beban tubuh yang mulai bergetar hebat. Tubuhnya pun limbung hingga menyatu dengan dinginnya lantai kamar mandi.
Samar - samar terdengar suara bariton yang coba memanggil - manggil namanya. Ya, suara tersebut berasal dari Azriel Fillah Alfarez. Lelaki tersebut terlihat sedang menggeram karena tidak menemukan Amira di dalam kamar. Shitttt, ke mana sih Amira ini? Tanyanya dalam hati berpadukan dengan hembusan nafas berat yang dia buang secara kasar. Dan bersamaan dengan itu dia pun bergegas keluar kamar dengan membanting pintu dibelakangnya.
"Dewi!" Tak berselang lama yang di panggil sudah berdiri di hadapannya dengan membungkukkan badan. "Iya, Tuan Azriel."
"Ke mana, Nona Amira?"
"Nona Amira, ada di dalam kamarnya, Tuan."