Namanya juga dihina dan diremehkan jadi, sangat wajar jika Azriel merasa sangat marah. Ingin rasanya memebalaskan dendam atas rasa sakitnya dengan segera mengirim lelaki tua bangka itu ke Neraka. Namun, niatnya tersebut terpatahkan terlebih tidak mau bertindak gegabah.
Tidak mau semakin tersulut emsoi dengan tinggal satu rumah bersama Tanzel, dia pun memutuskan untuk pindah ke rumah orang tuanya. Tak ayal kedatangan Azriel ke rumah diserbu berbagai pertanyaan dari sang ayah. "Ada apa membawa koper, hah? Kau hanya berkunjung sebentar kan?"
Ditatapnya sang ayah dengan tatapan dalam dan lama. "Kalau aku membawa koper berarti kedatangan ku ke rumah ini tidak sebentar. Apa kau merasa keberatan dengan keberadaan ku di rumah ini, hah?"