Akibat sikap keras kepala Amira telah mengundang emosi memuncak dari seorang Tanzel. Lelaki yang sudah memasuki usia senja itupun tak dapat lagi menekan amarah hingga yang terdengar adalah bentakan. Bahkan suara bentakannya pun menggaung ke seluruh ruangan hingga Amira dibuat ketakutan karenanya.
Beruntung, saat itu ada Louis disisi sehingga bisa memberi Amira kekuatan. Digenggamnya jemari lentik dengan genggaman erat berpadukan dengan kata - kata menenangkan. "Tak perlu takut, sayang. Biar aku yang berbicara dengan, Tuan Tanzel."
Sorot mata Amira menajam penuh permohonan seolah berkata, jangan Louis. Jangan pernah lakukan hal itu. Demi aku, ku mohon berjanjilah bahwa kau tidak akan pernah ikut campur ke dalam masalah ini.
"Kenapa sayang?" Bisiknya tepat ke telinga Amira.