Di depan pesantren itu sudah ramai orang, Mereka memprotes tentang apa yang sudah aku dan Aangga lakukan. Berduaan di suatu rumah tanpa adanya orang lain membuat mereka berpikir macam-macam. Padahal sebenernya kita tidak melakukan apa-apa.
"Kalian telah berbuat yang tidak-tidak di dalam rumah itu, ayo ngaku!" bentak salah satu warga yang menuding kea rah kami. Aku hanya terdiam tanpa bisa mengatakan apa-apa. Begitu juga Angga. Dia sekarang melirik ke arahku.
Pak Kyai mencoba untuk menenangkan warga dan mencoba mencari cara yang terbaik meskipun kenyataannya mereka bersikeras supaya kami ditindak tegas. Mereka menuduh kami melakukan zina dan bersiap untuk menelanjangi kami dan mengarak kami kelilig kampung. Aku tidak mampu membayangkan bagaimana malunya kalau sampai hal itu terjadi. Sungguh aku tidak ingin kalau sampai hal itu terjadi.