Angga sudah sehat seperti sedia kala. Ini semua berkat ketelatenanku yang merawatnya hingga sembuh. Aku melakukannnya semata-mata karena balas budi saja meskipun sejujurnya aku sangat menikmati momen bersamanya.
Sekarang dia yang mengajakku menuju pesantren. Aku pun lantas mengikutinya. Sejujurnya aku masih penasaran dengan keadaan Minto apakah dia sudah sembuh? Sungguh aku sangat mengkhawatirkannya karena dia yang telah menolongku sampai aku terbebas dari hal yang buruk.
Kami berjalan beriringan melewati desa di mana semua orang tampak memperhatikan kami. Termasuk gadis-gadis dan ibu seperti melihatku dengan tatapan iri. Begitupun para bapak-bapak yang sepertinya menganggumiku karena mungkin kecantikanku. Tetapi aku pura-pura tidak memperhatikan mereka. Karena tentu perasaan ini akan campur aduk saat melihat ekspresi mereka yang bermacam-macam.