Aku terbangun dengan menagis. Minto yang keheranan melihatku tidak segara menanyaiku. Dia membawaku menepi sebuah gubuk tadi, memberiku air supaya aku bisa menenangkan diri.
"lebih baik kita pulang," ajaknya. Aku hanya mengangguk. Dia menyembunyikan peralatan tebangnya dulu dan memapahku pulang menuju rumah.
Sesampainya di rumah, pandanganku kosong. Masih terngiang atas kejadian tadi yang ternyata sangat bisa menjadikanku linglung seperti ini, Yang tidak banyak orang tahu kalau semua ini akan mengerti mengenai semua ini bisa menjadikan semuanya adalah hal yang bisa memberikan segalanya lebih baik dari ini. Yang tidak banyak orang mengerti mengenai semua hal yang ternyata sangat bisa membuatku menjadi lebih menarik dari ini. Yang tidak banyak orang tahu bahwa aku sedang berkecamuk batin, perang yang maha dahsyat karena aku menyalakan diriku sendiri. Ini memang bukan tanpa alasan kenapa sampai semua ini terjadi.
Aku merasa depresi.