Terlihat Eyang gatra memejamkan matanya erat. Manusia tua yang berambut panjang memutih itu terlihat sangat serius. Dia duduk bersila sambil mulutnya yang terus berkomat-kamit sendiri. sementara aku hanya memandanginya tanpa rasa gentar sedikitpun. Justru tersungging senyumku yang paling menawan.
"Ratu, apa yang ratu lakukan hah! Kenapa masih memikirkan manusia-manusia yang tidak berguna itu! abaikan mereka! serang mereka sekarang, lalu kita rebut semua kerajaannya. Kita akan menjadi yang berjaya Ratu." Bisik Wiryo dengan nada suara yang sedikit ditekan. Seolah sangat bernafsu untuk bisa menyerang mereka. Tapi apalah arti panglima kalau tidak ada ratunya? Komandonya sama sekali tidak berharga.