"Bima adalah musuh bebuyutanku."
Rasanya hatiku mencelos ketika mendengar perkataan dari Arya. Kalau Bima adalah musuh bebuyutan darinya, jadi bagaimana nasibku yang pernah bersekutu dengan Bima.
"Maafkan saya Tuan. Saya sudah bersekutu dengan Bima. Mohon ampuni saya."
Sejenak dia tertawa dengan sangat keras. Aku tertegun melihat gelagat sang Pangeran itu. Suaranya sama sekali tidak menyeramkan layaknya Bima atau lelembut lainnya. Justru barintonnya sama persis dengan suara pria manusia dewasa. Sebenernya, siapa dia sebenernya.
"Kenapa kamu takut sekali aku bakal menghukummu! Justru sekarang aku menawarkan kerja sama denganmu."
Dahiku berkerut. perlu beberapa saat untuk mencerna kalimatnya yang belum terjelaskan itu,
"Maksudnya Tuan?"
"Saya mau kamu bawa Dina ke sini."
Dina? wanita Jalang itu? kenapa dia mengingiankan wanita itu juga? batinku bertanya-tanya.