Chereads / Hasrat Genderuwo / Chapter 24 - Saya Mau Menjadi Budakmu!

Chapter 24 - Saya Mau Menjadi Budakmu!

"Lebih baik tua bangka itu mati ! seperti apa yang dia lakukan kepada anak buahku!"

"Apa maksudmu?"

"Kamu ingat dengan genderuwo yang ada di rumahku tempo hari! Dialah anak buahku yang berhasil dimusnahkan olehnya!" tuturnya dengan rahang yang merapat geram. Sepertinya kematian anak buahnya itu cukup membuatnya sangat kehilangan.

"Pak Min melenyapkan genderuwo itu karena demit itu hampir memperkosaku!" bantahku.

"Apa? Memperkosa katamu? Bukannya kamu menikmatinya ya?" Anton menaikkan alisnya sebelah dan tersenyum miring. Kini wajahku di buat merah dengannya.

"Aku tahu masa lalu kamu adalah bekas dari genderuwo. Kemanapun kamu pergi, dan kamu masih menyimpan hasrat kepada bangsa kami, selama itu bangsa kami akan selalu mengintaimu, hahahaha." Kali ini dia tertawa dengan wajah mendongak.

"Tolong selamatkan Pak Min, Anton. Kumohon!" aku beringsut memegangi kakinya. Berharap dia masih memilik hati untuk menolong pak tua itu. aku sudah tidak perduli dengan harga diriku dihadapannya.

"Sudahlah, enggak usah di tangisi laki-laki tua itu. mending kita pergi dari sini dan bersenang-senang." Tukas Pak Sugeng yang mau memegang pundakku. Namun, anton mengisyaratkan untuk jangan menyentuhku.

"Berdiri kamu." perintahnya.

Aku pun berdiri. hawa dingin semakin menusuk kulit ini. aku bersedekap sembari menutupi tubuh bagian atasku yang hanya tertutup bra. Dengan tatapan datar, Anton melihat tubuhku. Sementara Pak Sugeng juga sedari juga terus melihat lekuk tubuhku.

"Kamu masih ingat dengan perkataan kami di depan ruangannya Bu Wiwin waktu itu?" ujar Anton mengingatkan. Jelas aku tidak bakal lupa, aku harus menuruti semua permintaan mereka supaya video syur itu tidak tersebar lebih luas.

"Ingat." Sahutku pendek.

"Apa?"

"Aku harus menuruti semua permintaan kalian, apapun itu."

"Bagus, ternyata kamu ingat betul." Dia manggut-manggut."Itu maknanya kamu mau jadi budak kami."

Seketika aku menegakkan kepala, melotot ke arahnya. Budak! Tidak pernah terbayangkan dalam hidupku menjadi budak seseorang. Perbudakan identik dengan zaman dahulu bukan di zaman serba modern seperti ini dimana manusia harusnya merdeka.

Ketika aku akan berucap, tiba-tiba Anton menyela,

"Atau kamu mau video itu kusebar?"

Anton berhasil membuatku mati kutu. Iya, dia menggunakan video itu sebagai andalan untuk menguasai diriku. Dan diriku harus tunduk dengan apa yang dia katakan, termasuk menjadikanku budak.

"Jangan, jangan sebar video itu. baik, saya mau menjadi budakmu." Ucapku lirih.

"Apa saya tidak dengar?" dia mengarahkan telinganya kepadaku. Dengan menahan emosi, aku kebali berucap dengan lantang.

"SAYA MAU MENJADI BUDAKMU!'

"Bagus, mulai sekarang kamu harus hormat kepada kami, Jangan panggil nama kami langsung. panggil kami Tuan. Saya Tuan gagah, sementara Pak Sugeng Bapak Tuan, Mengerti?" Lagi-lagi permintaannya membuatku emosi. Sepertinya dia benar-benar ingin menjadikanku budaknya.

"Mengerti Tu..an." rasanya lidah ini kaku untuk menyebut Tuan. Apalagi buat bajingan seperti mereka.

"Sekarang, sebagai permintaan pertama kepada Pak Sugeng. Terserah apa yang mau bapak lakukan kepada budak kita ini." Dia mengalihkannya kepada Pak Sugeng yang sudah berbinar-binar.

"Aku ingin..." dia menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya,"lepas semua pakaianmu sekarang!"

Gila! Dia tidak tahu apa kalau hawa di hutan ini sangat dingin! Dan dia menyuruhku melepas semua pakaianku. Tapi, aku harus menahan emosiku. Perlahan, aku membuka helai demi helai pakaianku, sehingga aku telanjang bulat sekarang.

"Wow indah sekali, jadi tidak sabar ingin menusukmu lagi." Ujar Pak Sugeng.

"Sekarang, kamu masuk ke mobil Sugeng. Biar aku yang bawa mobilmu!" titahnya. Aku pun masuk ke dalam mobil Pak Sugeng. Sebelum Masuk, Pak sugeng meremas bokongku dengan kasar. Aku hanya pasrah saja. lalu kedua mobil itu mulai melaju entah kemana, meninggalkan pakaianku yang kececer di atas tanah berkerikil itu.

***

Sementara di Restaurant milik Pras, Terlihat Pras yang bersenandung di dalam ruangan pribadinya. Dia memasang sebuah pigura kecil di dekat meja kerjanya. Foto Dina. Dia merasa berbunga-bunga karena Dina sebentar lagi akan bekerja di restorannya. Sebenernya, Pras sudah menganggumi Dina sejak lama. Meskipun dia tahu kalau dia adalah istri orang, tapi begitulah cinta yang datang tanpa bisa memilih

Sayang, dia belum sempat untuk mengungkapkan rasa suka terhadap Dina. karena Dina yang sudah dinikahi angga. Terlebih statusnya yang terkekang oleh sebuah pertunangan yang sama sekali tidak dia inginkan.

Iya, Pras di jodohkan dengan Meimei, anak dari pemilik Pengusaha terkaya di kota Surabaya. Menurut kebiasaan keluarga, memilih pasangan minimal harus yang setara dari segi kekayaan. Bahkan kalau bisa lebih.

Pras sangat benci dengan kebiasaan itu. maka dia berusaha untuk menolak perjodohan itu. Namun, Bu Wiwin yang bersifat keras dan otoriter mengancam untuk mengusirnya dari rumah dan akan membuat restoran yang di kelolanya bangkrut. Karena Bu Wiwin orang yang cukup terpandang dan pengaruhnya begitu kuat, sangat tidak mustahil untuk melenyapkan usaha restorannya yang tidak terlalu besar itu. Akhirnya Pras terpaksa menurut.

Papinya, Sugeng juga suka dengan Dina. Pras tahu karena Papinya menyimpan foto dina di dompetnya. Begitupun di ponselnya, waktu itu tidak sengaja ponselnya papinya rusak. Pras pun berinisiatif untuk membawanya ke counter untuk memperbaikinya. Setelah selesai di service Pras pun mengecek ponsel itu dan tidak sengaja menemukan foto dina yang begitu banyak di salah satu foldernya.

Semakin hari, rasa sayangnya semakin bertambah. Suatu pagi dia dibuat geram karena, Dina yang ditemukan tergeletak di toilet Gym. Hatinya pilu sekali saat itu. Pak Sugeng beralasan kalau kala itu dia tidak menemukan Dina dimana-mana. dan mengira bahwa dia sudah pulang. Pras menerima alasan itu.

Tapi ketika mengetahui Bu Wiwin yang marah besar kepada Dina, Pras tidak tinggal diam. Dia malah balik memarahi maminya itu. pertengkaran hebat pun tidak terhindari. Akhinya, Dina dipecat dan mau untuk pindah kerja di restoran miliknya.

Tiba-tiba pintunya ruangannya di ketuk. Pras yang semula bersenandung pun berdehem sejenak kemudian berkata lantang.

"Masuk!"

Kemudian, masuklah seorang wanita yang mengunakan baju ketat berwana hitam. Pras merasakan hawa yang tidak menyenangkan dengan kehadiran gadis itu. Iya, gadis itu adalah meimei, tunangan yang sama sekali tidak dia inginkan. Apalagi Perangai Meimei yang membuatnya muak. Terutama sikapnya yang arrogant dan terlalu posesif terhadap dirinya.

"Sayang, kenapa kamu tadi tutup telfonnya?" Pras yang bersedekap sembari memutar mata. Padahal baru dua jam yang lalu terakhir dia mengangkat telfonnya, itu pun telinganya harus menerima curhatan Meimei yang tidak penting.

"Ih masa temen aku upload video joget-joget di IG banyak yang ngelike? Tapi aku enggak?"

Bagaimana banyak yang ngelike, kamu saja jelek gendut lagi, cibirnya dalam hati. hal itu yang membuatnya menutup telfon seketika.

"Kok kamu nyuekin aku sih." Kini dia bergerak mendekati Pras dan bergelayut manja di lengannya. Sementara Pras sibuk membuang muka. Mata gadis itu terbelalak saat melihat pigura kecil yang terpasang di meja kerja Pras.

"Ini Foto siapa?"

"Itu Foto Dina, gebetanku." Ujar Pras santai sambil duduk, Membiarkan Gadis itu mengangga karena terkejut."

"Jahat kamu Pras! Kita kan sebentar lagi akan menikah!"

"Bodo amat, dari awal aku tidak menyukaimu dan perjodohan ini."

"Enggak, aku enggak terima. Aku harus bilang kepada orang tuaku dan Tante Wiwin!" Pekiknya gusar. Dia keluar dari ruangan Pras dengan menangis dan membanting pintu dengan keras.

Pras hanya terdiam. dia sudah tahu resiko yang bakal dia hadapai. Tapi dia sudah bertekad bulat untuk tetap pada pendiriannya. Di raihnya pigura kecil dan menciumnya.

"Aku akan melakukan apapun demi kamu sayang," tuturnya seolah Dina berada di hadapannya.

.

Bersambung