Chapter 3 - bergairah

"ohhh..kau sangat hebat sayang" ucap gadis di sela sela pompaan seorang pria yang sedang menikmati lubang kenikmatan milik gadis tersebut

pria tampan yang nyaris sempurna mendesah hebat saat junior nya di jepit dengan sangat sempit dan membuat nya berkedut-kedut nikmat

"Gosh" ucap gadis itu

Andreas mendesah dan mengurut junior nya dengan lubang kenikmatan tersebut hingga membuat nya tak bisa berhenti mendesah

dia meraba dada gadis itu dan mengulum puting nya yang berwarna kemerahan

baru saja pria itu meremas kedua dada gadis tersebut, tiba tiba ponsel nya berdering

sesungguhnya pria itu enggan mengangkat ponselnya namun ponsel miliknya terus saja berdering dan membuatnya kesal karena mengganggu kegiatan panasnya Bahkan dia belum klimak sama sekali

"sialan" Gerutu pria itu

"halo" siapa Andreas kasar, sementara gadis berambut keriting sedang asyik mendesah menikmati benda berotot yang cukup besar dan memenuhi lubang kenikmatan miliknya

"apa kau sedang bersenang-senang dengan jalang hari ini? cepat pulang ada yang ingin kukatakan padamu" gertak sang ayah kesal

Andreas mencebik dia pun enggan untuk mengakhiri hubungan tersebut namun jika ayahnya sudah berkata harus datang maka dia akan segera datang karena dia tahu bagaimana murka sang ayah jika sedang marah

gadis yang sedang berada di pangkuan Andreas terus saja menggesek-gesekkan miliknya hingga membuat basah sekitaran paha pria tersebut

Andreas menepuk pantatku garis tersebut dan memaksanya untuk berdiri

"turun sekarang" bentak nya

gadis berambut keriting dan pirang itu seketika menoleh kaget Bagaimana bisa Andreas menghentikan kegiatan panas mereka bahkan mereka berdua belum klimak sama sekali..

"ada apa sayang kenapa kau menghentikan kegiatan ini? aku bahkan belum klimaks..ayo kita lanjutkan dan buat aku mendesah berkali-kali" ucap gadis itu

Andreas menghela napas panjang kemudian berdiri dan membasuh Junior nya dengan air hingga bersih

"pria tua bangka itu memanggilku, kau tahu kan Bagaimana ayahku jika sedang marah bukan hanya kau tapi aku juga akan dibunuhnya" sahut Andreas

gadis tersebut mencebik kesal, dia pun meraih bajunya yang berserakan di lantai kemudian memakainya sementara Andreas membuka dompetnya dan melemparkan beberapa lembar uang kemudian pergi begitu saja meninggalkan gadis tersebut yang merasa kesal karena kegiatan mereka terganggu

pria tampan tersebut segera masuk kedalam mobilnya dan mengendarai dengan kecepatan tinggi.

hari ini dia tampak kesal Bagaimana tidak, kegiatannya benar-benar terganggu hanya karena keinginan ayahnya untuk segera bertemu, apa tidak ada waktu lain? sungguh menyebalkan.

Andreas memarkirkan mobilnya di sebuah Mansion mewah pria itu berjalan masuk kedalam rumah super mewah itu dan duduk dihadapan ayahnya yang sedang menunggu Putra semata wayang.

pria paruh baya itu kemudian berdiri dan menatap tajam kearah Andreas

"mau sampai kapan kau bersikap seperti ini? sudah seharusnya kau menikah memiliki keluarga bukan hanya bersenang-senang.. aku tahu kau memiliki harta yang banyak tapi kau lupa bahwa saat kau sakit hanya istri mu lah yang akan menjagamu nantinya" ucap sang ayah kesal

Andreas menatap datar wajah ayahnya dia seperti tak peduli dengan apa yang ayahnya katakan

"Aku sedang berbicara denganmu anak sialan, Kenapa kau menatapku seperti itu, Jangan hanya karena kau menjadi tuan besar kini kau bisa menatap rendah diriku" maki ayah nya

Andreas berdiri dan melipat kedua tangannya di dada

"sampai kapan kau akan mengurusi ku? kau lupa bagaimana kau telah memperlakukanku dulu.. kau pun selalu bersenang-senang dengan seorang gadis dan membuat ibuku selalu menangis, Bagaimana mungkin aku mengikuti keinginanmu sementara kau telah membuatku sakit hati" ucap Andreas kesal

PLAKKKK

sebuah tamparan mendarat di pipi pria tampan tersebut

"Aku bahkan sudah meminta maaf pada ibumu dan ibumu telah memaafkan semua kesalahanku kalau kenapa kau tidak? apa kau lupa semua kekayaan ini aku yang memberikannya padamu" geram ayah Andreas kesal

Andreas tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan ayahnya itu

"kau memang memberikanku kekayaan tapi kau tidak pernah memberikan perhatian, oke cukup sampai di sini pembicaraan kita, Aku tidak ingin terus-menerus bertengkar denganmu" sahut Andreas seketika berdiri

mata Ayah Andreas berkaca-kaca sambil menatap lirih wajah anak nya

"kumohon dengarkan ucapan Ayah mu sekali ini, berhentilah bermain dengan jalang-jalang, Kau akan menyesal nantinya.. menikahlah dengan gadis baik-baik" ucap ayah Andreas

Andreas seketika berbalik dan menatap wajah ayahnya

"apa kau berniat menjodohkan ku? ini bukan cerita roman Di mana orang yang dijodohkan akan jatuh cinta pada akhirnya," ucap Andreas terkekeh

pria paruh baya itu menghela nafas panjang dia sudah lelah berdebat dengan Putra semata wayangnya itu dan memilih pergi ke dalam kamarnya daripada terus-menerus beradu pendapat

Andreas segera keluar dari Mansion tersebut dan pulang ke apartemen mewah miliknya

sebuah tempat di mana dia bisa menikmati hidupnya tanpa aturan dari sang ayah

dia adalah tuan besar yang memiliki kekayaan yang cukup banyak di usia yang terbilang masih muda.

kenapa dia harus takut tidak dapat memiliki seorang gadis baik, Andreas tahu begitu banyak perempuan yang mengantri hanya untuk dekat dengan yang bahkan beberapa dari mereka dengan sukarela menyerahkan tubuhnya

tapi Andreas adalah pria pemilih tidak mungkin tidur dengan jalang jalang sembarangan.

"Bastian" teriak Andreas kencang

tak lama asisten pun segera berlari menuju ke arah Tuan besarnya dan berdiri sambil menundukkan pandangannya

"iya tuan" ucap Bastian

Andreas nafas panjang dan mengusap wajahnya kasar

"aku mendengar beberapa orang yang mencoba menyabotase Club malam milik ku dengan api tempo hari, apa kau sudah menemukan dalangnya?" tanya Andreas

Bastian mengangguk

"sudah Tuan" sahut pria bertubuh tinggi besar tersebut

"apakah sudah memberikan hukuman yang pantas untuknya?" tanya Andreas lagi

pria tersebut kembali mengangguk ia tidak mungkin berkata yang tidak perlu di hadapan Tuan besarnya terlebih menatap wajahnya, karena Andreas tidak suka jika seseorang menatap wajahnya terlalu lama.

"aku sudah menghabisi pria itu dan membuangnya ke laut" jawab Bastian datar

Andreas tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan asistennya tersebut, dia merasa senang karena pria itu bisa melakukan pekerjaannya dengan baik

apalagi pria yang telah di habis itu adalah orang yang hampir membakar klub malam miliknya

sebuah klub terbesar di kota Las Vegas yang cukup terkenal, mungkin karena persaingan membuat pria tersebut nekat dan hendak membakar klub malam milik Andreas.

"bagus... habisi siapa saja yang berseberangan dengan kita dan berani mencari musuh dengan Andreas" ucap nya menyeringai

Bastian tersenyum karena dia tahu pekerjaannya cukup diakui oleh tuan besar tersebut

tentu saja Bastian senang karena akan mendapatkan uang yang cukup banyak atas kerja kerasnya, terlebih lagi Andreas sang tuan besar yang adalah orang yang royal meski sangat di takuti.