Suara hujan di luar jendela perlahan-lahan reda dan ada cahaya yang lembut di dalam ruangan. Bingkai demi bingkai cahaya dan bayangan disorot, seperti bidikan kamera yang melambat dalam film. Ambiguitas yang bercampur di udara seperti batu es yang menabrak di dalam soda, menghasilkan gelembung-gelembung manis yang mendesis.
Pupil mata Shi Sui meredup. "Hah?"
"Sedikit saja!" Xiang Yi menekankan, "Benar-benar hanya sedikit saja!"
Suara gadis itu perlahan-lahan mengecil, "Sebenarnya aku selalu sangat penasaran bagaimana caranya menyentuh jakun pria. Apakah itu sama seperti amandel yang meradang?"
"..." Ternyata hanya jakun.
Shi Sui bersandar ke dinding dengan penampilan yang santai. "Orang lain tidak boleh menyentuhnya. Tapi, kalau Adik Yi… Berapa lama pun tidak masalah."
Whush—