Jam sudah menunjukkan hampir pukul sebelas. Xiang Yu baru saja bangun tidur. Dia keluar dari kamar sambil menggosok-gosok matanya yang masih mengantuk.
Ada pemandangan lautan bunga yang tak berujung di luar jendela yang tinggi. Xiang Yi yang mengenakan topi rotan berwarna terang sedang memangkas bunga layu dan cabang-cabang bunga yang kepanjangan. Gadis kecil itu adalah orang yang sangat sabar. Bahkan jika dia harus mengulangi hal-hal sederhana, dia juga akan tetap sabar.
Jakun Xiang Yu bergerak naik dan turun. Dia membatin, Dia benar-benar adik perempuanku… Kemarin bukanlah sebuah mimpi.
Xiang Yu dengan sadar mengeluarkan ponsel dan mengedit sebuah pesan di grup keluarga. Namun, saat dia mengklik dan mengirim pesan itu, jarinya tiba-tiba berhenti.