Chereads / Kembali Hidup Untuk Balas Dendam / Chapter 24 - Tidak Tahu Malu

Chapter 24 - Tidak Tahu Malu

Mesum? Batin pria itu, Pria itu terdiam sejenak. Kemudian ia terkekeh sampai-sampai pundaknya tampak bergetar.

"Kenapa kamu tertawa?" Tanya Yun Hua dengan sedikit kesal.

Pria itu berdeham pelan, lalu ia berhenti tertawa dan berkata, "Apa kamu yakin pria mesum bisa menyerang gadis cupu sepertimu? Hmmmm… Jika demikian, berarti si mesum itu seleranya rendahan!"

Sialan! Aku ingin sekali mengumpati pria ini! Batin Yun Hua kesal. Kemudian Yun Hua memukul lengan belakang pria itu lalu memukul perutnya.

"Uh…" Pria itu seketika merintih kesakitan.

Yun Hua pun terkejut. Gerakan yang ia lakukan sebenarnya tidak terlalu kuat. Dan sepertinya pria ini juga memiliki otot yang kuat, bagaimana bisa...

Tunggu, pria ini terluka! Batin Yun Hua.

Yun Hua tiba-tiba menyadari hal ini, ia pun langsung bertanya, "Apakah kamu sedang terluka?"

"Iya." Nada suara pria itu langsung turun, lalu berkata lagi dengan sedih, "Kamu baru saja memukulnya, lukaku bisa terbuka lagi…"

Sudut mulut Yun Hua pun berkedut kemudian ia berkata dengan sedikit kesal, "Kamu terluka, kenapa masih berkeliaran!"

Pria itu menghela napas, "Aku menghalangi beberapa pemalak. Jadi, mereka marah…Hmmm. Jadi, aku seperti anjing yang tergesa-gesa melompati tembok!"

Mendengar pria itu berkata demikian, tiba-tiba bulu kuduk Yun Hua pun langsung berdiri. Kemudian Yun Hua segera menutup telinganya, "Jangan katakan lagi. Aku tidak ingin tahu sedikitpun kenapa kamu terluka!"

"Tapi kamu sudah tahu." Pria itu tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mencubit dagu Yun Hua untuk memalingkan wajah Yun Hua kepadanya.

Tiba-tiba ada sebuah cahaya lampu yang menerpa ke arah pria tersebut. Sehingga Yun Hua bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.

Duar! Yun Hua hanya berpikir bahwa otaknya akan meledak. Sebenarnya Yun Hua tidak ingin mengetahui identitas pria itu. Baginya pria itu hanya akan menjadi masalah besar. Karena itulah Yun Hua tidak ingin melihat wajahnya, mengetahui identitasnya dan juga apa yang pria itu lakukan.

Tapi ketika Yun Hua tahu apa yang telah pria itu lakukan dan melihat wajah pria itu dengan jelas, rasanya ia hanya ingin menangis.

"Gadis kecil, kamu sudah melihat wajahku. Kamu harus bertanggung jawab." Ucap pria itu.

Dasar tidak tahu malu! Untungnya wajah pria ini sangat tampan sampai membuat orang lain… Baiklah, untuk wajah setampan itu, aku tidak akan memukulnya.

Intinya adalah, wajah pria itu tidak asing bagi Yun Hua. Kemudian Yun Hua pun mengerutkan keningnya. Ia merasa di kehidupan sebelumnya, ia pasti pernah bertemu dengan wajah pria yang ada di depannya ini. Tapi di mana aku bertemu dengan pria ini?

"Gadis kecil, bagaimana kalau aku menginap satu malam. Aku jamin, aku bukan orang jahat!" Kata pria itu dengan santai.

Yun Hua pun menggertakkan giginya sembari berkata, "Apa kamu pernah bertemu dengan orang jahat yang mengaku dirinya adalah penjahat?"

Pria itu berdeham pelan, "Bagaimana kalau aku menunjukkan KTP sebagai identitasku. Sungguh aku bukan orang jahat!"

Yun Hua pun mencibir, "Paman, sekarang banyak iklan jasa KTP palsu yang tertempel di tiang listrik. Mungkin saja KTP Paman itu palsu. Selain itu orang sepertimu tidak bisa tinggal di sembarang tempat. Apakah kamu harus tinggal di rumah siswi biasa sepertiku?"

"Paman? Apa aku setua itu?" Pria itu menangkap inti pembicaraan Yun Hua dengan salah. Ia pun menyentuh wajahnya sendiri sembari berkata, "Tidak sampai sejauh itu. Gadis kecil, pasti karena sudah gelap, jadi kamu tidak melihatku dengan jelas. Panggil aku Kakak!"

Kakak kepalamu! Umpat Yun Hua dalam hati.

Kemudian Yun Hua menginjak kaki pria itu dengan keras. Tampaknya pria itu tidak menyangka Yun Hua bereaksi begitu cepat seperti ini, kemudian ia melepaskan Yun Hua sejenak. Yun Hua pun segera pergi begitu saja.

Yun Hua bergegas keluar dari gang. Gang yang ia lewati ini tidak terlalu panjang, sehingga ia bisa dengan cepat berlari keluar dari gang. Jalan di luar penuh dengan lampu dan orang-orang yang berlalu-lalang. Akhirnya Yun Hua pun merasa aman.

Kemudian ia pun melihat ke belakang untuk memastikan sudah tidak ada lagi orang yang mengejarnya. Dan kini ia pun merasa sedikit lebih tenang.