Setelah kembali ke rumah, saat itu Ibu Jiang Huanqing telah menyiapkan makan malam, "Kamu tidak ikut belajar sendiri malam ini?"
Yun Hua menggelengkan kepalanya, lalu menjawab, "Tidak, di sekolah terlalu berisik, aku mau belajar di rumah saja." Setelah berkata seperti itu, Jiang Huanqing pun tidak mengatakan apapun lagi.
SMP Nanxi tidak memiliki peraturan bahwa setiap pelajar kelas 1 dan 2 wajib mengikuti belajar sendiri di malam hari. Terutama untuk siswa seperti Yun Hua yang rumahnya tidak dekat dengan sekolah. Jadi, boleh saja tidak mengikuti kegiatan belajar sendiri. Tapi, jika sudah menginjak kelas tiga semua siswa wajib mengikuti kelas belajar sendiri di malam hari.
Yun Hua tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, ia pun bergegas langsung pergi menuju ke kamarnya. Setelah Yun Hua kembali ke kamarnya, ia langsung belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah. Setelah selesai belajar, Yun Hua baru memulai semuanya dari awal. Ia ingin menulis novel, tetapi ia tidak akan meninggalkan pembelajaran di sekolah hanya untuk menulis novel.
Pada dasarnya, kemampuan Yun Hua memang sudah bagus. Ia memiliki ingatan yang luar biasa. Baginya, pelajaran kelas 2 SMP tidaklah sulit. Meskipun demikian Yun Hua tetap tidak sombong. Semua latihan soal ia kerjakan dengan kemampuannya sendiri.
Yun Hua mengulang kembali pelajaran yang sudah ia pelajari di sekolah, terutama mata pelajaran matematika, fisika dan bahasa Inggris. Kemudian ia pun mengeluarkan buku latihan tugas yang diterbitkan sendiri oleh pihak sekolahnya. Ia menjawab semua pertanyaan yang belum pernah ia kerjakan sebelumnya, dan ia pun menjawabnya dengan hati-hati.
Dengan konsentrasi penuh dan hanya dalam waktu 2 jam, Yun Hua berhasil menyelesaikan semua pekerjaan rumah yang ia selesaikan sendiri. Setelah itu Yun Hua pun berdiri untuk meregangkan tubuhnya, lalu ia mengeluarkan buku harian baru untuk mempersiapkan penulisan novel.
Tidak lama kemudian Ibu Jiang Huanqing mengetuk pintu kamar Yun Hua dan ia pun masuk dengan membawa segelas susu untuknya. Setelah melihat buku latihan yang masih berserakan di atas meja Yun Hua, Jiang Huanqing pun tidak ingin mengganggu putrinya, sehingga ia pun keluar lagi. Setelah minum susu, Yun Hua mulai menuangkan ide-idenya ke dalam novel.
Menulis novel berbeda dengan halnya dengan menulis sebuah karangan. Tetapi dalam membuat kedua tulisan tersebut ada satu hal yang harus dimiliki oleh seorang penulis, yaitu ia harus bisa menguraikan tulisannya.
Pertama-tama, Yun Hua sudah memutuskan dengan jelas ia akan menulis novel fiksi, kemudian ia pun memikirkan tentang bagaimana jalan cerita dalam novel yang akan ia buat. Selain itu judul dan sinopsis novel juga merupakan hal yang sangat penting. Setelah itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah awal cerita novel.
Awal cerita yang bagus seringkali menarik minat banyak pembaca. Namun, secara garis besar, cerita di awal novel jangan sampai terburu-buru memunculkan terlalu banyak konflik.
Target Yun Hua hari ini adalah menulis karakter. Ia akan menulis karakter utama wanita dan karakter utama pria. Selain itu peran pendukung juga menjadi hal yang penting dalam novel ini. Detail untuk nama, usia, jenis kelamin, karakteristik fisik, minat dan hobi... Dan lain-lainnya.
Dalam beberapa tahun kemudian, novel fiksi pun membusuk. Bagi Yun Hua yang sudah memiliki pengalaman, sepuluh tahun kemudian dunia pertelevisian penuh dengan cerita drama. Dalam otaknya penuh dengan ide-ide baru yang ingin ia tulis menjadi sebuah novel. Saat ini Yun Hua begitu semangat untuk menulis.
Tok tok tok! Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dengan ringan, kemudian Ibu Jiang Huanqing mendorong pintu dan ia pun masuk.
"Hua Hua, kenapa kamu belum tidur? Sudah hampir jam 12 malam."
Yun Hua tertegun sejenak. Kemudian ia melihat kata-kata padat di buku hariannya, lalu ia pun berdiri dan meregangkan tubuhnya. Setelah itu ia berbalik untuk memeluk Jiang Huanqing, merangkul tubuh Jiang Huanqing seperti koala.
"Bu, kenapa belum tidur? Aku akan tidur sekarang."
"Ayahmu bekerja lembur. Aku akan tidur setelah dia pulang nanti. Cepatlah tidur, besok kamu harus bangun pagi." Ucap Jiang Huanqing.
Yun Hua tiba-tiba mengerutkan alisnya, dan dalam benaknya ia bertanya. Lembur? Di saat seperti ini lembur? Ini baru awal September dan bukan hari libur. Pekerjaan perusahaan keamanan sangat rutin. Tidak perlu kerja lembur sama sekali. Bilang lembur, namun tidak jelas di mana orangnya berada!
Tidak perlu berpikir panjang, Yun Hua sudah bisa langsung tahu bahwa Ayahnya saat ini pasti sedang berada di sisi Ibu Xiao Qiuci dan anaknya yang bernama Xiao Ruyue.
Hati Yun Hua terasa sangat sedih sekaligus prihatin saat melihat Ibunya yang begitu setia menunggu Ayahnya pulang.
"Kenapa Ayah bekerja lembur sepanjang hari?" Tanya Yun Hua sambil mengeluh, "Bu, berdandanlah setiap hari. Sekarang kamu tidak berada di pedesaan. Banyak orang di kota memerhatikan penampilan. Mereka tidak hanya berpakaian bersih. Mereka harus berpakaian sopan dan merias wajah... Bu, jika Ibu berdandan biasa saja sudah terlihat lebih muda beberapa tahun! Ayah berada di luar setiap hari. Bertemu dengan wanita muda yang cantik di mana-mana. Apa Ibu tidak takut Ayah akan menyukai perempuan lain?"