"Tidak penting apa yang saya katakan, yang penting adalah Tuan Besar menyukai pelayanan Anda. Kelak jika ada ada yang Anda perlukan maka bisa mengatakannya kepada Yingda, saya bisa mengaturnya untuk Anda." Kata kasim Feng.
'Kasim ini benar-benar jahat, biksu itu sangat baik tapi dia masih ingin melukainya?' Pikir Chu Yue.
Dia tersenyum lalu berkata, "Terima kasih atas kebaikan Anda, jika memang ada yang saya perlukan maka saya akan mengatakannya. Jika tidak ada hal lain saya permisi dulu."
"Hati-hati di jalan." Kata kasim Feng sambil menganggukkan kepalanya dengan puas.
Setelah Chu Yue pulang, kasim Feng juga kembali untuk memberikan laporan.
Setelah mendengar Chu Yue sudah pulang dengan selamat, biksu itu sedang melihat tumpukan kertas yang dibawa oleh kasim Feng dan hanya menjawab 'Hm'.
"Tuan, saya baru dengar dari Yingda bahwa tubuh nyonya itu sedikit lemah. Istana baru saja menerima sarang burung, apa Tuan mau memberikannya kepadanya?" Tanya kasim feng dengan suara pelan.
Sarang burung itu bagus untuk tubuh Chu Yue.
Jadi dia merasa jika bukan melalui tuannya maka Chu Yue tidak akan bisa menikmati sarang burung.
Biksu itu melihat kasim Feng dengan sorot mata dingin kemudian dia berkata, "Simpan pikiranmu itu, dia tidak sama dengan orang lain."
"Baik, saya yang memiliki pemikiran buruk, silahkan hukum saya." Kasim Feng yang ketakutan langsung berlutut, tentu saja dia tidak berani bicara apa-apa lagi.
Kasim Feng ingin bersikap baik kepada Chu Yue juga karena melihat sikap tuannya kepada Chu Yue, jika tuannya menganggap Chu Yue tidak penting maka kasim Feng juga tidak mungkin akan peduli dengannya.
Kasim Feng merasa menyesal.
"Berikan 1 porsi untuknya."
Kasim Feng, "..."
Dia melihat tuannya yang sedang sibuk mengurus kertas-kertas yang dia bawa, 'Apa aku salah dengar?'
Karena biksu itu tidak mendapatkan jawaban, dia melihat ke arah kasim Feng kemudian kasim Feng dengan cepat berkata, "Saya akan menyuruh orang untuk memberikan 1 porsi kepada nyonya."
Dia tidak berani mengganggu tuannya lebih lama lagi, jadi dia bangkit berdiri dan keluar dari sana. Setelah itu dia diam-diam menghela nafas dan merasa senang, 'Sepertinya aku benar.'
Saat sarang burung dikirimkan, Chu Yue sedang mengunyah jujuba merah sambil bermain lempar anak panah.
Hubo yang membuatnya karena dia mengatakan olahraga yang dilakukan oleh Chu Yue tidak terlihat elegan, sehingga dia merasa lebih baik bermain lempar panah.
Chu Yue merasa itu adalah hal yang baru sehingga dia memainkannya dengan antusias.
Saat dia mendengar suara kicauan burung, dia langsung menyuruh Hubo untuk bermain sendiri dulu sedangkan dia pergi keluar.
"Ini dari Tuan Besar." Kata Yingda sambil memberikan sebuah kotak kepada Chu Yue.
Chu Yue juga tidak menyangka bahwa kali ini dia mendapat sarang burung.
"Sarang burung ini adalah hasil umpeti, ini terlalu mahal. Mengapa Tuan Besar memberikan ini kepada saya?" Tanya Chu Yue dengan penasaran.
"Tuan Besar mengatakan tubuh Anda lemah dan sengaja menyuruh orang untuk memberikan ini agar tubuh Nyonya bisa lebih kuat." Kata Yingda.
"Saya hanya rakyat biasa, apa saya layak mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari Tuan Besar?" Chu Yue terlihat menghela nafas tapi dalam hati malah berkata, 'Sepertinya setelah masalah Shang Qing Guan, biksu itu jadi semakin perhatian kepadaku.'
"Apa masih ada yang Nyonya perlukan?" Tanya Yingda.
"Bantu saya untuk mengatakan kepada Tuan Besar bahwa saya sudah selesai belajar memijat. Karena Tuan Besar duduk begitu lama setiap harinya, maka pasti pundaknya terasa pegal. Saya bisa membantu Tuan Besar untuk memijatnya," jawab Chu Yue.
Yingda kembali dan memberitahu itu kepada tuannya, kasim Feng berada di samping dan mendengarnya. Dia menunggu untuk waktu yang lama tapi tidak mendengarkan respon apapun dari tuannya.
Setelah itu Yingda melangkah mundur, 'Hanya ini saja? Tuan mengirimkan sarang burung yang begitu berharga lalu dia mengatakan akan memijat tuan dan selesai?'
Sebelum keluar, dia melihat ke arah tuannya. Walaupun tuannya tidak menunjukkan reaksi apapun tapi dia dapat melihat bahwa tuannya merasa puas.
Kasim Feng ingin tinggal lebih lama di sana untuk melihat saat Chu Yue melayani tuannya, sehingga dia berkata, "Master, saya ingin tinggal di sini untuk melayani Anda selama 2 hari, jadi besok lusa saya baru pulang. Apa boleh?"
Biksu itu hanya menjawab 'Hm' dan tidak banyak bicara hal lain.
Akhirnya kasim Feng berhasil tinggal di sana. Dia ingin melihat bagaimana cara Chu Yue melayani tuannya hingga membuat tuannya seperti sudah dimenangkan oleh Chu Yue, bahkan sampai berhasil menukarkan 1 mangkuk bola ubi dan ketan untuk jubah bulu, kemudian sekarang menukar pijatan dengan 1 kotak besar sarang burung.
"Bagaimana keadaan ayah?" Tanya biksu itu.
"Ayahanda sangat sehat, hanya saja beliau merindukan Anda. Kemarin saya mewakili Anda untuk memberi salam dan ayahanda mengatakan bahwa Anda sudah bekerja keras." Kata kasim Feng.
"Aku akan kembali tahun depan tapi aku masih harus meminta bantuan ayah untuk mengurus masalah istana selama 1 tahun." Kata biksu itu.
"Saat saya kembali, saya akan mengatakan itu kepada ayahanda." Kata kasim Feng.
Chu Yue ada di gunung sebelah, dia sudah memasak sarang burung itu. Hubo yang tidak paham pun bertanya, "Nona, kenapa Tuan Besar kuil itu sangat baik kepada Anda?"
"Aku memasak makanan yang sangat enak untuknya lalu mencuci kakinya dan memijat kakinya. Mungkin dia tidak bisa menemukan pelayan yang sebagus diriku, karena itu memperlakukanku dengan baik." Kata Chu Yue.
Untuk mendapatkan hati biksu itu, Chu Yue bahkan rela membuang harga dirinya.
"Apa?!" Hubo malah membelalakkan matanya karena terkejut, bahkan air matanya langsung mengalir keluar, 'Bagaimana bisa Nona mencuci kaki orang lain? Dia tidak pernah melakukan pekerjaan kasar sebelumnya!'
"Sudah, sudah, untuk apa kamu menangis." Chu Yue tertegun sesaat lalu mengambil sapu tangan untuk mengusap air mata Hubo sambil mengatakan itu.
"Nona, bagaimana Anda bisa melakukan semua ini? Memasak untuk orang lain saja sudah merupakan hal yang tidak seharusnya Anda lakukan, tapi sekarang Anda bahkan mencuci kaki orang lain?" Wajah Hubo penuh dengan air mata.
Chu Yue membatin, 'Biksu itu sudah berada di genggaman tanganku, cepat atau lambat dia akan menjadi milikku, apa salahnya mencuci kaki pasanganku?'
Namun Chu Yue tidak mungkin mengatakan bahwa dia memang sengaja ingin memikat biksu itu, sementara Hubo terus saja menangis sehingga dia hanya bisa berkata, "Hubo, kamu pernah mendengar perkataan 'Apapun jenis pekerjaannya yang terpenting adalah memiliki pekerjaan' sebelumnya?"
"Tidak pernah, saya hanya tahu Nona adalah Nona dari keluarga besar. Walaupun Nona harus menjual saya, Nona tidak seharusnya melakukan hal seperti ini." Kata Hubo sambil masih menangis.
"Aku lebih tidak rela jika harus menjualmu." Kata Chu Yue sambil mencubit hidung Hubo dengan lembut lalu tersenyum.
Hubo kemudian memohon, "Nona, jangan melakukan hal seperti ini lagi. Jika Nona masih bersikukuh, biarkan saya yang pergi melakukannya, ya?"
Chu Yue tentu saja tidak akan membiarkan itu terjadi dan berkata, "Hubo, kamu harus berpikiran lebih luas, kita berdua sudah berada di titik ini sekarang. Aku bahkan sudah tidak berpikir bahwa diriku adalah nona besar di rumah perdana menteri lagi, aku hanyalah orang biasa yang dibuang oleh keluarga suamiku. Jika kita tidak menjalani hidupku sendiri maka kita tidak akan memiliki tempat di dunia ini. Aku memiliki kelebihan jadi tentu saja aku harus memanfaatkannya. Jika aku tidak bekerja walaupun memiliki kelebihan, bukankah aku akan menjadi seperti yang dikatakan oleh Nona Kecil Jingmian?"
"Tapi jika begini…"
Sebelum Hubo menyelesaikan perkataannya, Chu Yue memotong perkataannya, "Sekarang apa yang aku dapatkan berasal dari hasil kerjaku. Aku merasa sangat tenang karena aku bisa mendapatkan semua ini dari hasil kerja kerasku, bukan karena bergantung dari pemberian orang. Aku harus selalu menerima apapun yang mereka berikan kepadaku entah itu baik atau buruk, dan hanya bisa selalu berterima kasih tanpa bisa protes."
Hubo tahu bahwa sejak kecil Chu Yue tidak pernah melewati harinya dengan bahagia, jadi dia paham kenapa Chu Yue bisa mengatakan hal itu, namun dia tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Tapi Nona juga tidak bisa terus bekerja seperti ini."
"Tentu saja tidak akan terus seperti ini." Karena Chu Yue sudah memiliki rencananya. Setelah dia mendapatkan biksu itu, maka dia akan membuat biksu itu yang mencuci kakinya.
"Nona memiliki rencana apa?" Tanya Hubo langsung.
"Pertama kita menyimpan uang dulu, saat waktunya tiba kita bisa membuka toko lalu mempekerjakan beberapa orang untuk menyulam. Dengan begitu kehidupan kita tidak akan terlalu buruk." Kata Chu Yue.