Walaupun Chu Yue sudah mengatakan itu tapi kelak mereka akan membuka toko atau tidak itu urusan nanti.
Bacon dan sosis yang ada di rumah masih belum bisa dimakan karena masih harus menunggu beberapa saat lagi baru siap dimakan.
Yingda yang melihatnya tentu saja melaporkannya kepada tuannya bahwa hari ini Chu Yue datang untuk memasak seperti biasanya. Biksu itu bertanya kepada Chu Yue, "Kata Yingda di atas rumahmu ada beberapa benda yang aneh."
"Itu bukan benda yang aneh, itu adalah bacon dan sosis, rasanya sangat enak." Kata Chu Yue.
"Aku tidak pernah memakannya." Kata biksu itu.
Biksu itu sedang makan roti isi dengan sayur kecambah dan iga asam manis.
Iga yang digunakan bukanlah iga asli melainkan dibuat dari kentang goreng dan bahan lainnya, memerlukan waktu dan tenaga ekstra untuk membuatnya tapi biksu itu terlihat jelas menyukainya.
Walaupun bukan terbuat dari daging tapi terdapat rasa daging di dalamnya, biksu itu hampir saja lupa bagaimana rasa daging.
Chu Yue tidak menyangka biksu itu bisa bicara seperti itu. Dia mendengar seolah biksu itu merasa tidak adil karena dia belum pernah memakannya, hingga dia bertanya-tanya apakah dia salah dengar.
"Tapi itu terbuat dari daging. Jika Tuan Besar sudah tidak vegetarian lagi, maka saya akan memasakkannya untuk Anda setiap tahun." Kata Chu Yue.
Biksu itu melihat Chu Yue yang menatapnya dengan perasaan tidak enak hati, lalu sorot mata biksu itu terlihat tidak berdaya, 'Pemikiran janda ini benar-benar…'
Dia tidak mengatakan apapun dan melanjutkan makannya.
"Tuan Besar, saya meminta bantuan Yingda untuk menyampaikan sesuatu kepada Anda, apa Anda sudah mendengarnya?" Setelah Chu Yue melihat biksu itu selesai makan, dia membereskan alat makan dan bertanya.
Biksu itu melihatnya lalu berkata, "Pundakku baik-baik saja."
"Kalau begitu saya akan permisi dan tidak mengganggu Tuan Besar." Setelah Chu Yue selesai mengatakannya, dia membawa peralatan makan dan keluar.
Biksu itu tidak menyangka Chu Yue akan pergi begitu saja dan itu membuatnya mengerutkan alisnya.
Kasim Feng selalu bisa melihat apa yang dipikirkan oleh orang. Dia ingin melihat bagaimana saat Chu Yue melayani tuannya, 'Hei, kamu ini, apa kamu tidak lihat tuanku masih ingin bicara denganmu? Tapi kamu malah langsung pergi.'
Dia mengira Chu Yue akan mengatakan berbagai hal yang manis karena sudah memberikan begitu barang-barang bagus untuknya, tapi dia sama sekali tidak mendengarkan apapun yang dia harapkan dan merasa sikap Chu Yue sangat membosankan.
Tapi kasim Feng merasa dengan status Chu Yue sebagai seorang janda, walaupun dia memiliki kemampuan, maka dia juga tidak akan bisa bertahan lama.
Saat baru saja berpikir seperti itu, Chu Yue yang tadi sudah pergi kembali membawa bubur. Kasim Feng langsung dapat melihat raut wajah tuannya yang sebelumnya terlihat seperti langit yang berawan, seketika berubah menjadi seperti langit yang cerah.
'Sepertinya kekhawatiranku sia-sia.' Pikir Kasim Feng.
"Tuan, 2 hari terakhir ini Anda tidak terlalu banyak makan. Saya membuatkan semangkuk bubur, silahkan dimakan." Chu Yue mengatakan itu dengan lembut sambil memberikan 1 mangkuk bubur ke arah sang biksu.
"Kamu belum pulang." Kata biksu itu ketika melihat Chu Yue kembali.
"Tuan Besar." Raut wajah janda itu terlihat pucat.
"Bagaimana kamu bisa membuat bubur ini?" Biksu itu melihat Chu Yue salah paham dengan maksudnya, sehingga dia bicara dengan suara yang lebih hangat.
Chu Yue melihat biksu itu dan setelah dia yakin biksu itu tidak bermaksud untuk mengusirnya, dia baru tersenyum dan berkata, "Untuk apa Tuan Besar mengetahui hal ini? Jika Tuan Besar ingin memakannya, maka saya bisa membuatkannya untuk Anda kapan saja. Hal-hal seperti ini serahkan saja kepada saya."
"Kalau begitu kamu akan kelelahan." Kata biksu itu.
"Melakukan hal kecil seperti ini tidak akan membuat saya lelah. Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya, tapi dengan tubuh saya ini saya hanya bisa melakukan hal ini." Kata Chu Yue, setelah mengatakan itu dia terdiam seolah menunjukkan bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan apapun.
Biksu itu kemudian berkata, "Kamu sangat hebat." Biksu itu tidak ingin melihat Chu Yue merendahkan dirinya sendiri.
Chu Yue memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, "Tuan Besar memang baik, tapi Tuan Besar tenang saja, saya pasti akan bekerja dengan keras. Jika ada hal yang Tuan Besar perlukan maka bisa memberitahu saya langsung."
"Hm." Biksu itu menjawab singkat.
Chu Yue terlihat jelas ingin tinggal lebih lama dan bicara dengan biksu itu. Saat biksu itu sedang memakan bubur buatannya, dia mengeluarkan sepasang sepatu yang baru saja selesai dia buat tidak lama ini.
Dia tidak bisa melakukan ini tapi pemilik tubuh asli bisa, ditambah lagi dengan arahan Hubo, dia akhirnya bisa menyelesaikannya.
"Kamu membuatkannya untukku?" Tanya biksu itu saat melihat Chu Yue mengeluarkan sepasang sepatu laki-laki.
"Kemampuan saya tidak bagus, entah apakah sepatu ini akan cocok untuk Tuan Besar atau tidak. Saya membuat selama 2 hari, maaf jika Tuan Besar tidak menyukainya." Kata Chu Yue dengan malu-malu sambil melihat ke arah biksu tersebut.
Biksu itu langsung berkata, "Kamu berpikir berlebihan."
Chu Yue terlihat senang, kemudian dia membantu biksu itu untuk mencobanya dan sepatu itu pas di kaki biksu. Sorot mata biksu itu menjadi lembut dan hangat, 'Janda ini selalu melakukan segala sesuatunya untukku dengan begitu berhati-hati, seolah aku adalah langit baginya. Walaupun aku sekarang masih seorang biksu dan tidak bisa memberikan apa yang dia perlukan, tapi dia terlihat seolah tidak menyesal melakukan semua ini.'
Di sudut ruangan kasim Feng berusaha menyembunyikan aura tubuhnya agar tidak ada yang menyadari bahwa dirinya masih ada di sana, 'Sekarang aku tahu kenapa tuan begitu memperdulikannya, janda itu benar-benar memiliki kemampuan. Jika aku tidak salah tebak maka dia menggunakan cara 'Tarik ulur' dan 'Merebus katak dalam air hangat'?'
Kemudian dia mendengarkan Chu Yue mulai bercerita tentang keadaan rakyat, 'Jika saja bukan karena aku tahu bahwa janda itu tidak mengetahui identitas tuan yang sebenarnya, maka aku akan berpikir bahwa janda itu melakukan semua ini dengan persiapan yang matang.'
Dia melihat cara bicara Chu Yue, caranya menyiapkan makanan, hingga sekarang membuatkan pakaian untuk masternya membuat kasim Feng merasa dirinya menemukan lawannya!
"Kaisar saat ini tidak sehebat yang kamu katakan." Mungkin biksu itu merasa sedikit malu karena pujian Chu Yue sehingga dia berdeham dan mengatakan itu, tapi sorot matanya malah terlihat senang.
"Tuan Besar, Anda tidak bisa berkata seperti itu. Kaisar saat ini benar-benar sangat hebat, dia mendukung penggunaan lahan, lalu mengurangi jumlah pajak, entah ada berapa banyak rakyat yang begitu berterima kasih kepada kaisar."
Semua itu berasal dari dalam ingatannya, tapi sangat samar. Dari pandangan generasi asalnya, kaisar pada zaman ini terkenal begitu baik.
"Walaupun begitu tapi ada beberapa hal yang masih belum dia urus." Biksu itu menggelengkan kepalanya, ini juga merupakan hal yang dia sayangkan. Berdiri di jabatan ini membuatnya tidak bisa melakukan banyak hal yang ingin dia lakukan, jadi bukan berarti dengan menjadi seorang kaisar dia bisa melakukan segala hal.
"Walaupun kaisar adalah naga yang ada di langit, tapi juga merupakan seorang manusia. Tidak aneh jika ada hal yang tidak bisa dia urus tapi jika dia bisa dekat dengan bawahannya, maka dinasti Dafeng ini akan menjadi semakin baik dan kehidupan para rakyat juga akan menjadi semakin stabil." kata Chu Yue.
Kasim Feng merasa Chu Yue benar-benar memiliki keberanian yang sangat besar hingga berani membicarakan tentang masalah seperti ini dengan tuannya.
Tapi mereka yang tidak tahu akan dianggap bukan sebuah kesalahan, selain itu dia juga tidak ingin terlalu memperdulikannya karena dia melihat tuannya yang tidak peduli, bahkan terlihat cukup senang.
"Kalau begitu coba katakan, bagaimana menurutmu rakyat bisa memiliki kehidupan yang stabil?" Biksu itu melihat Chu Yue dengan penuh tatapan ingin tahu.
"Harapan para rakyat sangat sederhana. Selama tidak membiarkan mereka kelaparan dan merasakan efek dari peperangan lalu mereka bisa memiliki pekerjaan yang tenang, maka para rakyat tentu saja akan memiliki kehidupan yang stabil. Sayangnya semua itu masih terlalu jauh untuk bisa terwujud. Untuk saat ini kaisar harus melakukan 1 hal yang mendesak, jika tidak maka para rakyat tidak akan bisa makan dengan tenang dan tidak akan bisa merasa tenang." Kata Chu Yue.
"Apa itu?" Biksu itu mengerutkan alisnya. Dia merasa apa yang harus dia lakukan sudah dia lakukan, jadi dia tidak mengerti apa yang membuat para rakyat bisa merasa tidak tenang.