Apakah kamu sedang kesal?" tanya Wen Qiao.
Saraf Wen Qiao terkadang harus lebih kuat layaknya baja dibanding saraf laki-laki.
Fu Nanli lalu memeluknya, membelai lembut bibirnya dengan ibu jari, "Tidak bisakah kamu merasakannya?"
Sikap posesif yang belum pernah terjadi sebelumnya menyerbu pikiran Fu Nanli. Dia berharap gadis itu hanya melihatnya. Dia tidak bisa menahan keinginannya untuk mengontrol gadis itu.
Wen Qiao merasa bahwa suasana di antara keduanya menjadi canggung, dan ingin segera bangkit berdiri.
"Kamu mau minum anggur? Aku akan mengambilkan segelas anggur? Tequila? Whiskey? Atau..."
Pergelangan tangan Wen Qiao ditahan oleh Fu Nanli, "Besok aku ada penerbangan, tidak boleh minum anggur selama 12 jam."
Wen Qiao hanya bisa duduk di sofa dengan patuh, "Oh."