Setiap hari selalu ada pelayan yang datang untuk membersihkan ruangan kerja ayah Fu Nanli. Meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, ruangan ini masih sama. Ada banyak koleksi musik di rak buku yang berukuran besar. Ada biola dipajang di sebelah jendela, dan berbagai piala yang berbaris rapi di sebelahnya.
Fu Nanli mengulurkan tangannya untuk membuka pintu lemari dan mengambil biola, lalu dia memetik senar dengan ringan. Setelah bertahun-tahun tidak kalibrasi, senarnya telah mengendur dan suaranya sumbang.
Dia berdiri dalam diam.
Sembilan tahun, dia kehilangan ayahnya saat dia masih berusia sembilan tahun.
Ayahnya meninggal pada bulan Juli. Ibunya menyuruh dia tinggal di rumah kakeknya di Shaocheng, karena takut dirinya akan merindukan ayahnya. Liburan musim panas saat itu adalah masa paling kelam dalam hidupnya.
Semua orang di keluarga kakek sangat mengkhawatirkannya, dan semua orang menjaga emosinya dengan hati-hati.