Chereads / Forbidden loves / Chapter 2 - 1

Chapter 2 - 1

Hari ini cuaca sangat cerah bisa dikatakan terik matahari sangat menusuk. Saat panas seperti ini sangat nyaman untuk berteduh dan meminum secangkir es, tetapi berbeda dengan kelas 1 SMA IIS yang harus melakukan pembelajaran olahraga dilapangan hari ini.

"Selamat pagi menjelang siang anak anak, hari ini seperti yang kalian tau cuaca begitu terik. Bapak ingin kalian melakukan pemanasan setelah itu kalian boleh bermain bola beracun, bapak kekantor kepala sekolah dulu ada urusan" semua murid mengangguk mengerti dan melaksanakan sesuai dengan perintah pak Predo. Semua murid sudah melakukan pemanasan bukan anak iis kalau enggak bandel. Sebagian siswi perempuan hanya duduk ditepi lapangan sambil meneduh sedangkan para laki laki bermain bola beracun dengan peraturan sendiri.

Vanny seperti biasa hanya duduk dibawah pohon rindang sambil mendengarkan lagu dengan headphonenya. Ia memejamkan mata untuk mengikuti alunan lagu mengambil sedikit ketenangan. Saat sedang asik mendengarkan lagu, salah satu headphone nya dilepaskan. Vanny menoleh dan mendapatkan Regan yang sudah tersenyum dengan menampakkan gigi putihnya.

"Bolos lagi kak?" tanya Vanny dan dijawab dengan anggukan Regan.

"Huh.. kapan sih mau jadi anak rajin, udah mau kelas 12 juga" dengus Vanny sebal.

"Mending rajin menabung" jawab Regan.

"Menabung apa?" tanya Vanny yang disambut dengan senyuman Regan "menabung uang buat masa depan kita berdua aw" Vanny menatap sinis Regan.

"Jangan jadi kayak kak Reno ya gombalin anak orang terus" tegur Vanny ketus.

"Enggak kok, kan gua gombalnya sama lo doank. Lo tau ga perbedaan nya lo sama pasangannya aladin?"

Vanny berdecak kesal "mulai deh"

"Gua bantu jawab, kalau pasangan aladin itu jusmine kalau lo itu justmine" jawab Regan dengan pertanyaannya sendiri.

Vanny bangkit dari tempat duduk nya dan pergi meninggalkan Regan. Vanny berlari kecil menuju kamar mandi, saat sampai ia memandang cermin yang ada dikamar mandi.

"Ah.. ingat Vanny! ingat! ga boleh baper! itu kakak lo bukan gebetan lo!" ucap Vanny menatap wajah nya dipantulkan cermin kamar mandi. Saat ini jantung Vanny berdetak tidak beraturan, bisa ditebak Vanny memang memiliki perasaan lebih dari seorang kakak beradik terhadap Regan. Sudah cukup lama Vanny menahan karena ia sudah tau kalau perasaan Vanny tidak bisa dilanjutkan sebab mereka sudah menjadi keluarga. Saat ini Vanny hanya fokus untuk melupakan perasaan suka menjadi perasaan kakak beradik pada umumnya.

Setelah membasuh wajahnya Vanny keluar dari kamar mandi dan bergegas untuk kelapangan. Vanny berjalan dengan santai sampai langkahnya terhenti karena seseorang berdiri dihadapannya.

"Van... pulang sekolah kecafe yuk, gua traktir kok" ajak Iwan.

"enggak" jawab Vanny lalu mengambil arah lain untuk berjalan meninggalkan Iwan.

Iwan merupakan anak 10 Mipa, ia sering sekali mengajak Vanny untuk keluar tetapi selalu ditolak oleh Vanny. Iwan terkenal bandal dikalangan 10 Mipa karena sangat suka bergelut. Sudah dari semester pertama Iwan selalu mengajak Vanny untuk berkencan dan tetap sama Vanny selalu menolak.

Dengan langkah yang cepat Iwan mengejar Vanny dan memohon untuk mengikuti permintaan Iwan "pliss... kencan sama gua sekali aja" Vanny hanya menggeleng, melihat itu Iwan cukup sebal tetapi ia tak kuasa untuk marah kepada Vanny.

Jam pulang sekolah telah tiba, para murid GHANTA berjalan keluar sekolah untuk pulang kerumah masing masing. Hari ini Regan tidak menghampiri kelas Vanny karena disuruh untuk mengantarkan buku keruang guru. Vanny memutuskan untuk menunggu Regan diparkiran.

Sesampai diparkiran Vanny hanya memainkan ponselnya tanpa disadari Iwan sudah berdiri disamping Vanny.

"Nunggu kakak lo ya?" tanya Iwan.

"hm"

"Mau gua anterin ga? kakak lo pasti lama" ajak Iwan lalu menarik tangan kiri Vanny.

"Ga usah, lo duluan aja" balas Vanny berusaha melepaskan genggaman Iwan.

"Sama gu-" belum sempat menyelesaikan ucapannya Iwan sudah tersungkur ketanah.

"Ga usah ganggu adek gua" Regan mendorong Iwan hingga tersungkur dan membuat Vanny berdiri dibelakang Regan.

Iwan berdiri dan mengusap bokongnya yang kotor, lalu menatap Regan dengan sinis dan dibalas dengan tatapan maut Regan.

"Pulang lo sana, ga usah gangguin anak orang" tegas Regan.

"Gua cuman mau nganter Vanny pulang, apa salahnya gua bantuin temen" jawab Iwan.

"Dia temen lo van?" tanya Regan sambil menoleh kebelakang.

"Ga"

Regan tertawa renyah dan tersenyum smirk "lo aja ga di anggap, mending pergi aja dari pada gua buat lo makin ga dianggap sama dunia" ancam Regan.

Regan dan Vanny sedang duduk berhadapan di Cafe Mocha. Regan membawa Vanny untuk makan eskrim agar mood Vanny tidak begitu buruk. Bagi Regan adik tersayang nya itu sangat penting, tidak peduli seberapa banyak yang akan mencibirnya nanti terhadap sikap posesifnya.

Sejak dulu Vanny tidak pernah dekat dengan orang orang kecuali Regan, Alex, Reno dan Gita. Vanny cukup ahli dalam mengasingkan diri itu sedikit membuat Regan khawatir. Tapi lama kelamaan Regan terbiasa dengan Vanny yang seperti itu karna akan memudahkan Regan untuk tetap menjaga Vanny dari orang orang yang berniat jahat.

"Kak habis ini temenin ketoko buku" ucap Vanny disela sela ia menghabiskan eskrimnya.

"Siap! Kemana aja aa temenin kok, ke hati aa juga boleh neng" gurau Regan yang langsung disambut dengan pukulan maut dari Vanny.

"Aduhhh.. neng ini tangannya batu atau baja"

Vanny beranjak dari tempat duduknya tanpa menghiraukan candaan Regan.

"yahh.. yah... aa ganteng di tinggal mulu" dengus Regan kesal.

Regan sejak tadi sudah menunggu Vanny diluar toko buku, Regan ingin masuk tetapi jika ia melihat buku yang sangat tebal rasanya otaknya sudah terbela bela menjadi beberapa bagian. Ia lebih memilih untuk tidur dari pada membaca buku, berbeda dengan Vanny yang sangat suka membaca buku baik pelajaran maupun novel.

"Regan!" panggil seseorang dari belakang.

Regan pun menoleh "ah.. hai"

"Apa kabar?" tanya Viona, mantan gebetan Regan saat SMP.

"Baik kok, lo gimana?" Regan cukup deg deg an karena Viona merupakan Cinta monyet pada pandangan pertama.

"Baik kok, lo lagi ngapain di sini?" tanya Viona.

"Nungguin adek gua, bentar lagi juga keluar kok" jawab Regan, cukup lama mereka berbincang banyak hal hingga Vanny keluar dari toko buku.

"Ah.. ini adek lo Vanny kan?" Regan mengangguk mendengar pertanyaan dari Viona. Vanny hanya melihat sekilas kearah Viona.

"Pulang"

"Ga mau ngomong sama viona? lo inget sama viona kan?" tanya Regan dan di jawab ketus oleh Vanny "ya"

Vanny sudah tau Viona adalah gebetan Regan dulu, Viona pindah mendadak kesekolah luar kota karena masalah keluarga. Vanny tak tau apa yang membuat Viona bisa kembali dan bertemu Regan di sini. Mood vanny saat ini sudah memburuk, nyeri di hati datang dan rasanya ingin cepat pergi dari hadapan mereka berdua.

"Gua mau pulang, kalau kak Regan mau disini ya udah gua pulang sendiri" ucap Vanny berusaha mengatur moodnya.

"Serius? lo pulang naik taksi ya, gua pesenin bentar" mendengar itu Vanny cukup terkejut dan menghela nafas sejenak "ga perlu".

'ngapain si lo balik? ganggu pikiran gua aja tau ga' batin vanny.