Sandra menatap tetesan air yang turun dari setiap ujung payung hitam di depannya. Seorang pria berdiri tegak di depan ambang pintu. Ditatapnya wajah cantik Sandra yang terlihat sedikit berbeda. Duka menyelimuti, tak ada senyum yang mengembang menghiasi wajah cantiknya kali ini. Perdebatan kecil sempat terjadi di antara keduanya, Leo ingin menghantar Sandra sedangkan gadis itu berkata bahwa ia bisa turun dari mobil dan berlari ke dalam rumah tanpa harus mendapat payung darinya. Toh juga ini hanya hujan gerimis, bukan badai atau angin puting beliung yang bisa membuat dirinya celaka. Namun Leo menolak hal itu, ia bersikeras untuk menghantar Sandra dengan menggunakan payungnya sampai di depan ambang pintu rumah gadis itu.
Leo tak melarang Sandra untuk kembali ke rumah lamanya ini. Toh juga, Sandra pasti butuh waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya dalam sepi.