"Dengarkan ayah, Sandra ...." Alif terus saja mencoba untuk meraih bahu putrinya. Ia ingin Sandra diam dan mendengar semua penjelasan darinya sore ini. Siang tadi, selepas dirinya pulang dari hotel, ia tak bisa bertemu dengannya. Alif harus sabar dalam menunggu sebab sang putri sedang berada dalam kesibukan kesehariannya. Mau tak mau, ia harus mengalah dan duduk di ruang tamu sembari berharap Sandra benar-benar datang sore ini. Ia ingin berbicara pada sang putri secara empat mata. Tak mau peduli siapapun dan apapun selain menjelaskan semuanya pada Sandra. Alif yakin benar, putrinya pasti sudah membaca semua itu. Semua kalimat yang ada di dalam surat itu pasti sudah masuk ke dalam kepala Sandra.
"Ayah mohon, sekali saja. Dengarkan ayah ...." Ia memohon. Kedua alisnya terkulai tanda memberi banyak penyesalan pada Sandra.