Retak, pecah, kacau. Seperti keadaan tanah saat ini, keadaan dari hati dua orang pria yang beberapa waktu lalu bertarung di atasnya tidak berbeda bahkan mungkin lebih parah.
Naara berdiri di antara kekacauan dengan kesadaran yang minim, beberapa kali ia berjalan zig-zag ke belakang sambil terus memuntahkan darah, sinar biru yang membungkus tubuhnya pun telah menghilang.
Delapan meter di depannya, nampak Reen telah terkapar tak berdaya. "Ahk." Sejumlah besar darah keluar dari mulut dan merembes hingga menutupi seluruh permukaan lehernya.
R-Raven mendarat di dekat Naara dan segera memapah pria berambut merah itu.
"Se-Seimon, dia akan bangkit," ucap Naara dengan susah payah. R-Raven memegang tangan Naara dan kembali memasang segel root ke sisi kiri dan tangan kiri Naara. "Pe-pekerjaan di sini sudah selesai. Ayo pergi!"
R-Raven membuat Naara berbalik dan membawanya terbang.