Niin mendekap tubuhnya di tepi rawa, ia baru saja keluar dari dalam sana, beruntung di dalam banyak tumbuhan air yang menahannya hingga tidak tenggelam.
Pakaian basah di tambah hembusan angin malam membuatnya kedinginan dan bersin beberapa kali. Setelah beberapa saat berdiri di sana, ia mulai berjalan, bermaksud untuk kembali ke markas, mungkin sisa malam ini akan ia habiskan dengan berjalan menyusuri hutan.
Sepanjang jalan, ia menggerutu tentang Naara. Laki-laki itu sangat tau bagaimana caranya mengangkat seseorang tinggi-tinggi lalu menjatuhkannya.
Sekarang ia tau bagaimana rasanya dijatuhkan setelah diangkat sampai ke puncak, itu sakit.
Ia terus berceloteh sampai sesuatu membuatnya berhenti. Beberapa meter di depannya, semak-semak bergerak. "Itu ... apa mungkin guru?" pikirnya. Ah bukan. Dia tidak merasakan aura laki-laki menyebalkan itu.
