Chereads / Janji Nastar / Chapter 3 - Surat wasiatkan

Chapter 3 - Surat wasiatkan

Easyi duduk di sofa rumah Jacko dengan wajah kebingungan. Semalam ia dipaksa untuk menginap dengan janji esoknya diantarkan. Namun hingga tengah hari, ia tidak juga diantarkan malah duduk disini dengan dikelilingi oleh orang-orang tidak dikenalnya. Dua orang pria berumur dan satu wanita cantik dengan gaya elegan duduk di sofa sedikit jauh darinya. Ada satu wanita lagi yang duduk di dekat Jacko memandang wajahnya dengan sewot dan senyum sinis, seakan Easyi telah merebut sesuatu dari tangannya. Easyi sempat mengerutkan keningnya, ia bingung mau apa wanita yang ini memandang dirinya seperti macan. Jacko melirik kearah jari Easyi, cincin masih melekat di jarinya membuat Jacko senang saat mengetahui hal ini. Kalau boleh dikatakan oleh Easyi, Jacko pasti akan marah besar jika kenyataannya Easyi lupa melepaskan karena ia ingin segera keluar dari rumah ini. Tak lama muncul seorang pria setengah tua membawa map dokumen di tangan lalu duduk di hadapannya. Wajahnya mencerminkan beban berat yang tak dapat ditutupi karena kemungkinan setelah ini akan ada kekacauan. Map dokumen dibuka perlahan diatas meja yang memang di atur berada di tengah-tengah ruangan supaya semua orang dapat melihat.

"Saya rasa semua sudah hadir disini"

Ucapan pria yang duduk ditengah mereka semuanya membuat tidak ada gerakan yang berarti kecuali Jacko. Tangannya menggenggam tangan Easyi bikin gerah Raisa. Matanya menatap tajam tak menyukai Easyi, setahun terakhir menemani Jacko bahkan rela menjadi keset tetapi mengapa wanita di depannya malah bisa duduk di sampingnya bahkan bisa dipegang erat tangannya.

"Baik. Kita mulai, saya harap semua sudah siap mendengar. Apabila tidak sesuai keinginan, tolong diselesaikan di pengadilan. Surat wasiat ditulis oleh keluarga Santonir dan keluarga Barka sebagai bentuk persahabatan dua keluarga."

Easyi terkejut mendengar nama ayahnya disebut, surat wasiat? apa yang terjadi? mengapa Sheba ibunya tak mengatakan apapun padanya pikir beruntun di kepala. Jacko tak peduli dengan surat wasiat namun ia khawatir dengan Easyi, dulu ia sangat menginginkan hingga membuat keluarganya dan keluarga Barka menyetujui persyaratan dirinya menikah dengan Sheba sebagai bentuk pendekatan pada Easyi. Konyol itu yang diucapkan Sheba. Anak yang diinginkannya menjadi istri harus melibatkan semua pertaruhan wasiat. Sejak awal ia nyakin tak akan mendapatkan Easyi jadi terpaksa dibuat drama buatan supaya sah di mata banyak orang dan hukum. Tangannya memegang erat tangan Easyi, sesekali malah mendaratkan ciuman di atasnya. Raisa melotot melihatnya, ia tak pernah diperlakukan seperti itu, terasa seperti budak cinta. Lalu, selama apa arti dirinya selama ini di atas tempat tidur Jacko. Rasa marah di permainkan mulai merayap di tulang belakang, ia tak terima di perlakukan seperti barang.

Pengacara itu melihat satu persatu, tak ditemukan sesuatu yang bisa berakibat fatal terutama wanita di hadapannya yang terlihat ketakutan. Ia cukup paham, wanita di depannya tak tahu apa-apa, sangat disayangkan terjebak dengan kekacauan di sekitarnya.

"Perhiasan dan villa di daerah bukit senilai 3M menjadi milik nona Raisa sebagai kompensasi atas pemeliharaan. Aset-aset bergerak dan tidak bergerak diberikan sebesar 60% pada Jacko Santonir apabila menikahi Marianata Easyi selama satu bulan. Marianata Easyi Barka memiliki hak penuh terhadap aset bergerak dan tidak bergerak sebagai pemilik saham 40% apabila menikahi Jack Santonir selama satu bulan. Pernikahan gabungan antara keluarga Santonir dan keluarga Barka akan dilaksanakan setelah pembacaan surat wasiat hari ini"

Semua mata melihat kearah Easyi seperti kemarahan yang timbul diam-diam tapi tak berdaya selama ada pengacara di rumah ini. Mendengar perkataan itu, Easyi menarik tangannya dari Jacko. "Apa maksudmu pernikahan gabungan?" tanya Raisa marah. Jacko menaikan urat di wajahnya dengan tatapan tajam pada Raisa yang menganggu. Raisa berdiri dengan cepat membuat semua orang menatapnya tajam.

"Nona Raisa. Posisi anda hanya sebagai penghibur penat tuan Jacko Santonir. Kompensasi penghargaan sudah diberikan. Mengenai pernikahan gabungan tak dapat di nganggu gugat."

Penjelasan pengacara membuat mendidih darah Raisa. "Jadi maksudmu, kami keluarga Santonir yang lain tidak mendapatkan warisan apa-apa?" tanya pria yang tak jauh dari mereka semua. Wajahnya muram demikian juga wanita elegan yang duduk disampingnya. Tangan pria satunya lagi mengepal tak menyukai. Jacko menghela nafasnya mulai tidak stabil. Sejak awal pembuatan surat wasiat kakek Santonir dan kakek Barka memang sedikit membuatnya repot tapi demi Easyi , terpaksa dilakukan.

"Maaf. Aku tidak bisa. Ibuku menikah dengannya, bagaimana bisa aku menikahi suami ibuku?" tanya Easyi tiba-tiba, Jacko mulai merasakan peringatan tak kasat mata di wajah Easyi.

Keheningan menyelimuti ruangan tersebut, tak sangka jika Easyi akan menanyakan masalah ini. Jacko cemberut mendengar itu, bagaimana ia harus menjelaskan karena memang benar ia menikahi ibunya demi harta warisan ini.

Easyi melihat satu persatu orang di ruangan ini. Senyum dan tatapannya berubah-ubah seiring perubahan suasana di ruangan.

"Maaf nona Easyi. Untuk hal ini, tuan Jacko akan menjelaskan" ucapnya berusaha menjawab tapi sepertinya Easyi tak puas karena ia berdiri setelah mendengar jawaban tersebut. Jacko menarik nafasnya, ini akan menjadi kesulitan tersendiri memandang Easyi sengaja menyulitkan semuanya. "Masalah itu bisa dilakukan nanti, terpenting sekarang adalah batas waktu yang harus dilakukan sebelum masa surat wasiat habis" elak Jacko. Semua orang di ruangan itu berubah lagi menjadi bertambah tegang. "Benar kata anda tuan Jacko. Maaf nona Easyi, persyaratan pernikahan disebutkan jika selesai pembacaan surat maka dilanjutkan pernikahan. Saya mohon anda berdua untuk segera mendekat supaya mudah menjalankan prosesnya" ujar pengacara tersebut mengambil beberapa dokumen dari tasnya. Tak lama kemudian, orang-orang yang sedari tadi diam disampingnya, bergerak mengantikan. Easyi syok mendengar kecepatan gerakan mereka semua. Jacko cepat mengandeng Easyi berdiri di depan meja. Pena diberikan untuk ditandatangani. Easyi mengikuti permintaan mereka dengan wajah bingung. Seorang petugas yang bertugas di bagian pernikahan segera melakukan tugasnya. Kepala Easyi pening namun proses pernikahan tak ada hambatan sama sekali. Easyi tersadar saat petugas berkata, "Mempelai pria bisa mencium mempelai wanita".

Jacko mencium bibir Easyi dengan sungguh-sungguh. Melepaskan ketika Easyi masih dalam kondisi tak bisa merespon. Easyi memandang cincin di jarinya sudah bertambah satu yaitu cincin pernikahan. "Atas persetujuan negara dan saksi, saya nyatakan pernikahan ini sah atas hukum dan agama yang berlaku" ucapnya menutup pernikahan kilat Easyi.

Ucapan selamat diberikan satu persatu. Wajah Jacko berseri-seri. Tak dapat disangkal, akhirnya ia mendapatkan Easyi.

Disudut Raisa menatap tajam tak menyukai kejadian ini tapi jika ia melawan maka semua vila dan perhiasan lenyap seketika dari tangannya.

Pengacara memanggil satu persatu berkaitan dengan penandatanganan surat wasiat. Wajah-wajah marah muncul tapi mulut tertutup rapat. Ancaman tak kasat mata oleh Jacko mampu membuat mereka semua takut.