Chereads / NARRATIO NOSTRA / CERITA KITA / Chapter 2 - 02• Pertemuan

Chapter 2 - 02• Pertemuan

Saat ini Della sedang berada di kamarnya sambil rebahan.Ia sedang malas melakukan apapun.Jangankan bergerak,bernapas saja rasanya malas.

Ting

Atensinya beralih pada handphonenya.

Gumdrop maira: gue ke rumah lo ya?

Kuylah,gasskeun.

Gumdrop maira: otw

Tak selang berapa lama.Pintu kamarnya terbuka menampilkan seorang gadis dengan hijab simplenya.

**Della**

"Lo mau cemilan gak?".Sesama teman harus berbaik hati jadi gue tawarin.

"Ya maulah". Ini nih temen yang gak tau malu ya kelakuannya kayak gini.

"Untung cuma sama gue Lo kek gini. Lain kali kalo di rumah orang lain jika di tawarin sesuatu,itu basa-basi dulu".

"Lah,gue sih kalo di tawarin ya langsung iya aja.Kalo gue rasa kurang ya gue minta lagi.Kalo gak enak gue buang.Easy kan?".

Kok gue bisa ya sahabatan sama orang modelan kaya Maira ini. Udah gak tau malu,gak tau diri,gak tau di Untung. Tapi gak apa-apa karena dia yang selalu ada buat gue selama ini.

***

"Gue hari seneng banget gila".Maira berjingkrak-jingkrak.

"Seneng kenapa emangnya?

"Tadi gue liat cogan,AAHH SENENGNYA".Della memutar bola matanya malas.

"Gue kirain apaan".

"Dan Lo tau,ternyata cogan itu kakel kita,AAHH". Della mendengus kasar.

"Gak ngerti lagi gue sama Lo Mai.Kemarin dulu katanya suka sama si Rafli teman seangkatan.Kemarin juga Lo bilang suka sama adik kelas kita.Dan sekarang Lo bilang suka sama kakel? Dasar playgirl". Kesal Della

"Aah,jangan gitulah.Kan gue baru sekedar suka aja.Kalo gue udah punya pacar pasti bakalan setia".

"Punya pacar apaan.Kelakuan bobrok mana ada yang mau"

"Gue gak mau ya pencitraan kayak cewek-cewek lain di luar sana.Yang gak mau jadi diri sendiri demi menarik perhatian cowok yang dia suka. Kelakuan gue kalo kayak gini ya gini aja.Gue nyaman-nyaman aja sama diri gue.Lagian,kelakuan bobrok gue juga cuma di tunjukkin sama orang-orang terdekat aja".

"Bukan gitu Mai.Tapi coba deh jadi lebih kalem dikit.Gimana nanti mau jadi seorang ibu kalo lo-nya kayak gini".

"Goblok lu.Kalo gue udah nikah ya pasti gue mau berubah lah jadi istri Sholehah yang kalem dan pandai bertutur kata". Della udah salah ngajak orang debat nih.

"Maksud gue it--".

"Udahlah.Gak penting juga.Gue mau nikmatin masa muda gue aja. Bisa jadi tahun depan gue udah mati".

"Ucapan adalah doa,Mai".

Maira mengangkat bahu."gak tau deh".

Sekitaran 10 menit keduanya terdiam sambil memainkan handphone.

"Kita nobar aja,yuk". Ajak Della

"Dari tadi kek Maimunah". Maira mengambil laptop yang ada di atas nakas.

Mereka berdua menonton Drakor yang masih on going.

***

"Gue masuk dulu".Kini mereka berdua sedang ada di depan pagar rumah Maira.Ya,Della mengantar Maira hingga di depan pagar.Jarak rumah mereka berdua pun tidak jauh. Hanya berjarak beberapa meter.

"Gue juga balik ya,udah mau Maghrib". Pamit Della.

"Bye,hati-hati".

Della berbalik arah menuju arah rumahnya. Saat di perjalanan Ia melihat anak lelaki seusianya sedang berjongkok di dekat selokan.

"Lo kenapa?". Della bertanya padanya.

Cowok tersebut tidak menjawab pertanyaan Della.

"Lo kenapa?". Lagi-lagi Della bertanya.

"Jatuh". Ujar cowok itu.

"Mau gue bantu?".

Cowok itu mendongakkan kepalanya melihat Della yang masih menunggu jawaban darinya.

"Angkat motor gue yang ada di selokan". Ujarnya dengan wajah datar.

"Motor Lo gede. Gue gak kuat".

"Kalo gak ada niat bantuin mending gak usah nawarin".

"Iya-iya gue bantu". Sambil mengangkat motor yang terjebak di selokan."Gila berat banget". Della berusaha sekuat tenaga.

Diam-diam si cowok tersenyum tipis melihat Della yang kesusahan.Dia akhirnya membantu Della mengangkat motor.

"Satu..".

"Dua..".

"Tiga..".

Sambil mengangkat motor secara bersamaan.

"Huuh akhirnya ke-angkat juga".

Della mengusap keningnya yang telah basah dengan keringat.

"Makasih".Cowok itu tersenyum kepadanya.

"Sama-sama.Udah kewajiban kita sebagai sesama manusia saling membantu".Della tersenyum lebar hingga memperlihatkan lesung pipinya.

Manis.

"Oh iya,kenalin nama gue Fredella panggil aja Della".sambil mengulurkan tangan.

"Maik". Membalas uluran tangan Della.

"Salam kenal.Kalo gitu gue duluan ya. Sampai ketemu".

"Ya".

***

Seorang lelaki membuka kembali matanya padahal Ia belum lama memejamkannya.Ia tidak bisa tertidur. Pikirannya berkelana memikirkan tentang cewek yang dia temui saat Maghrib tadi.

"Dia cantik". Ujar Maik. Yap Mickael Astrana namanya. Cowok berkepribadian introvert yang sangat sulit di ajak berkomunikasi apalagi dengan seorang cewek.

Tok..tok..

"Masuk". Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya.

"Kenapa,Ma?

"Papa sama Mama mau bicara sama kamu". Ujar sang mama. "Ayo keluar,papa sudah menunggu".

Kini Maik,Mama dan Papanya sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Papa mau bertanya sama Maik?".

"Iya kenapa,Pa?". Maik mengerutkan keningnya melihat ekspresi sang Papa.

"Maik mau kan tinggal sama nenek?".

"Emang kenapa Pa,kita bakalan tinggal di rumah nenek?".

Sang Mama menghela napas pelan.

"Mama sama Papa bakalan pisah".

Deg

Sakit! Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada mengetahui fakta bahwa orang tuanya akan berpisah.

"Papa sama Mama udah mencoba,Nak.Tapi memang kita udah gak cocok lagi". Mamanya menatap sendu Maik.

"Untuk sementara Maik akan tinggal di rumah nenek". Putus sang Papa.

"Maik peluk mama sama papa boleh,ya?".

"Boleh nak". Maik,Papa dan Mamanya berpelukan layaknya keluarga bahagia.

"Maik,ke kamar dulu". Ia melangkahkan kakinya menuju kamar dengan senyuman bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Tidak ada cairan bening yang lolos dari matanya. Dia berharap ini semua hanya sebuah mimpi.

***

Malam ini Della dan keluarganya sedang makan malam. Ia hanya mendengarkan ocehan-ocehan dari beberapa keluarganya.Ia malas untuk berbicara jika sedang makan.

Sedang asyik-asyiknya makan,tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit. Sebisa mungkin Ia tidak menunjukkan rasa sakitnya kepada keluarganya. Walaupun keluarganya mencukupi kebutuhannya. Tetap saja jika Ia mengatakan kalau dia sedang sakit,keluarganya tidak akan peduli.

Tidak ada yang mengurusnya jika sedang sakit. Hanya dirinyalah yang mengurus segala keperluan jika Ia sakit.Keluarganya tidak ada satupun yang menyuruhnya meminum obat.

Della hanya mencari obat apa yang dia perlukan di google,lalu membelinya di apotek terdekat.