Terlalu berharap akan menyakitimu, namun itu bukan alasan tuk menyesali diri. Ingat, sahabat selalu ada untukmu.
•••
Saat ini para OSIS sedang sibuk menyusun acara pelepasan jabatan.
OSIS lainnya sibuk berdiskusi dengan guru siapa yang cocok menjadi kandidat Ketua OSIS baru.
Maira saat ini tengah berada di kantin di temani Gandi,Theresa,Tessa,Nayla,dan Pris. Maira sebenarnya tidak terlalu dekat dengan mereka. Hanya saja berhubung mereka semua berada di kelas yang sama. Jadi mereka berusaha untuk berbaur
"Emang ya,mie kari itu gak ada lawannya". Dengan rakusnya Maira meminum kuah kari dari mangkuk.
"Tapi makannya jangan rakus juga kali. Ini di kantin loh, emang lu gak malu?". Heran Tessa.
"Pikiran lo terlalu berlebihan. Masa makan malu? Aneh-aneh aja". Maira terkekeh.
"Udah Tes. Mai ini memang makhluk langka jadi biarin aja biar gak punah". Ucap Pris sambil menunjuk Maira.
"Lu kira gue badak bercula?!".
"Yaiyalah lah. Liat aja idung Lo ada culanya". Pris tertawa.
"Eh by the way,kandidat calon ketos kira-kira siapa ya?". Theresa penasaran.
"Hmmm,gak tau juga sih. Selain kandidatnya di pilih guru. Kita juga bisa mencalonkan diri". Jelas Nayla.
Maira tampak sedang berpikir.
"Kalo gue mencalonkan,iya apa enggak?".
"Wah,daftar aja Mai. Lo cocok jadi pemimpin. Open-minded, bertanggung jawab, humoris dan gak kaku-kaku". Setuju Tesa.
"Tapi kalo gue gak terpilih gimana?".
"Ntar kita promosi,metodenya juga pake pemilihan suara,kok". Support Gandi.
"Yaudah deh bismillah aja".
Mereka melanjutkan gosip-gosip yang tertunda sembari menunggu habisnya makanan.
Sedang asyik-asyiknya bercerita. Ada yang memanggil Maira.
"MAI!"
Maira menoleh melihat siapa yang memanggilnya. Ada Della di sana.
"Dari mana aja Lo Del?". Tanya Nayla.
"Di tungguin dari tadi gak dateng-dateng".
"Hooh,kayak sibuk aja". Ucap Maira.
"Sorry gue sibuk. Gak sempet ke kantin,gue aja belom makan". Mereka menatap kasihan Della. Lalu setelahnya mereka tergelak.
"Hahaah,kasian banget lo".Ledek Pris si Mak jomblang kalau kata Ridho.
"Ngapain aja emang?". Tanya Tessa
Della berujar dengan wajah kesal."Sir Jhonny nyuruh-nyuruh gue bantuin para OSIS nyiapin perlengkapan buat pemungutan suara".
"Ya itu sih derita Lo". Ledek Maira.
"Yaudah pesen makan aja,sana!".
"Yaudah gue pesen dulu".
10 menit kemuidan...
Della membawa semangkok mie kari. Di campur saus tomat,kecap dan tak lupa kata orang Manado bilang Rica supaya pidis.
"Akhirnya gue bisa makan". Della bersykur dalam hati.
Baru satu suapan, Della membuka mulutnya hendak membicarakan sesuatu.
"Jangan dulu ngomong!!
Telen dulu makanannya". Perintah Gandi.
Della cengengesan.
"Gue punya kabar yang bakalan membuat kalian terkejoed. Apalagi Lo Mai".
"Kabar apaan?".
Saat ini Della sedang berada di ruang guru sedang mempersiapkan segala keperluan untuk pemungutan suara.
Samar-samar Della mendengar suara dari balik ruangan 1.
Della mengintip melihat siapa yang berbicara. Ternyata anak-anak OSIS bersama dengan kepala sekolah dan guru-guru.
"Iya dia cocok untuk menjadi pemimpin". Kata sang guru bidang kesiswaan.
"Iya sir. Dia keliatan bertanggung jawab". Timpal si ketos.
"Jadi kandidatnya siapa-siapa saja?".kata guru lainnya.
"Angelic Theodora, Angelica Aprilia, Misel Delia,dan Maira Halwatuzahra". Kata sang kepala sekolah.
GILA!GILA! MAIRA JADI KANDIDAT MANTAPPPP JIWAAA
Della segera keluar dari ruangan dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
"Harus kasih tau Maira nih. Tapi dia mau gak sih jadi ketos?". Della bertanya kepada dirinya sendiri.
"Ya jelas Maira mau". Della terkejut ketika melihat siapa yang menimpal perkataanya. Ternyata Bryan si kakel yang terkenal sebagai kutu buku dan orang yang pendiam.
"Eh kak". Della tersenyum kikuk.
"Bilangin aja ke Maira". Bryan tersenyum lalu berlalu begitu saja.
"Kalo Maira tau berita ini pasti dia langsung semangat buat jadi ketos". Della tersenyum sendiri
"Jadi gitu". Ucap Della sambil melahap makanannya.
"Udah ada yang ngebet nih". Ucap Nayla mengejek Maira.
"Kakel lagi". Ucap Tessa tertawa.
"Apaan sih". Kesal Maira
"Eh tapi Mai Lo udah jadi kandidat ketos,loh". Timpal Gandi.
"Iya Mai,gue dukung Lo 100%". Ucap Della dengan semangat 45.
"Gue bakalan coba...eh tapi gue takut". Seketika Maira panik.
Dia terlihat masih ragu dengan keputusannya.
"Gue gak mau deh".
"LAH,GAK BISA GITU DONG!".
Maira yang gak mau Pris yang keberatan.
"Loh,kan gue yang gak mau". Balas Maira.
"Mai?". Maira mengalihkan pandangannya ke Theresa.
"Kenapa,The?".
"Kita semua dukung Lo kalo Lo mau jadi ketos. Keputusannya ada di tangan Lo". Ujar Theresa sambil tersenyum teduh.
"Iya Mai,apa yang di ucapin Theresa itu benar". Timpal Gandi.
"Pikirin baik-baik,jangan nyesel nantinya". Della memberi peringatan.
Maira tampak menimang-nimang perkataan teman-temannya. Dia ragu sekaligus takut...tapi dia mau menjabat sebagai ketua OSIS di SMP Budi Laksana.
"Hm,nanti gue pikirin ya".
"Yaudah gak papa. Kita tunggu keputusan Lo sampai acaranya di mulai". Ujar Pris
***
Saat ini acara pelepasan jabatan sekaligus pemungutan suara akan segera di mulai. Tepatnya di aula sekolah.
Sudah banyak siswa-siswi yang berkumpul di dalam aula. Tinggal menunggu kepala sekolah acara pun akan di mulai.
Maira bersama teman sekelasnya duduk di bagian tengah. Mereka sudah menunggu sedari tadi di dalam aula. Sembari menunggu kepala sekolah mereka menghilangkan kebosanan dengan bercanda tawa bersama.
"Gila sih parah beut. Maam Sri si guru prakarya ketiduran karena anak kelas sebelah letakkin garam di meja guru". Ngakak Ridho sambil memukul pundak Pris.
Pris merasa kesal dengan perbuatan Ridho.
"Eh-eh,ketawa sih ketawa. Bisa gak sih gak usah mukul juga".
Ridho tak menghiraukan perkataan Pris. Dia masih sibuk mengingat kejadian tadi pas istirahat. Tak henti-hentinya dia tertawa.
Padahal teman-teman lain sudah selesai tertawa. Ridho ini yang tidak berhenti tertawa dari tadi.
Dia berhenti tertawa,dia ingat peristiwa kejadiannya,lalu dia tertawa kembali.seperti orang gila tertawa sendiri.
Apakah ada yang sering mengalami kejadian seperti Ridho? Jika ada beritahu saya.
"Emang kejadiannya di mana? Terus kapan?". Ucap Andre tertarik dengan cerita Ridho.
"Tadi pas istirahat,di kelas sebelah". Ucap Ridho masih sambil tertawa.
"Wah gak ada akhlak emang orang yang ngerjain Maam Sri". Ucap Seila sambil ngakak.
"Iya emang gak ada otak". Timpal Babang.
"Hooh,itu ulah si Toar nih". Ucap Ridho.
"Eh-eh kepala sekolah dah dateng ,guys". Ujar Armando.
Kepala sekolah berjalan layaknya orang yang berkuasa. Yaiyalah.
Beliau naik ke atas panggung lalu mulai menyampaikan penyampaian.
Guru-guru pun sudah ada dan duduk di bagian depan. Para OSIS sibuk menyiapkan kertas pemungutan suara.
Sang kepala sekolah pun memberikan penyampaian.
"Selamat pagi menjelang siang anak-anak...saat ini kita akan melaksanakan acara pemungutan suara dalam rangka pergantian Ketua OSIS baru beserta pengurus-pengurusnya. Siswa-siswa yang mencalonkan diri untuk menjabat sebagai pengurus OSIS sudah mengikuti seleksi. Dan tersisa 4 orang yang terpilih menjadi kandidat. Salah satu di antaranya di pilih langsung oleh guru-guru,yaitu Angelic Theodora, Angelica Aprilia,Misel Delia, dan Maira Halwatuzahra...mohon nama yang di sebutkan tadi silahkan maju ke depan".
Maira mulai melangkahkan kakinya ke atas panggung dengan sangat amat gugup. Tangan dan kakinya sudah mulai berkeringat dingin.
Prok prok prok prok
MAIRA SEMANGAT!
SAYA DUKUNG MAIRA
Banyak yang mendukung Maira selain teman sekelasnya.
Setelah mendengar kata-kata dari teman-temannya Maira akhirnya mulai percaya diri.
"Oke, sebelum memulai pemungutan suara. Alangkah baiknya kita mendengar Visi dan Misi yang akan di laksanakan jika terpilih menjadi Ketua OSIS". Ketua OSIS mulai bertanya satu persatu.
"Misel Delia. Apa visi dan misi Anda jika terpilih menjadi Ketua OSIS?".
"Visi dan misi saya yaitu ingin memajukan sekolah ini,memajukan semangat kekeluargaan dan...hm...". Misel sudah tidak tau lagi harus berbicara apa
"...hanya itu saja".
"Oke baiklah. Sekarang Angelica Aprilia atau Enjel. Apa visi dan misi Anda jika terpilih menjadi Ketua OSIS?".
"Visi dan misi saya yaitu memajukan sekolah ini,memajukan semangat kekeluargaan,mengembangkan minat dan bakat siswa". Ujar Enjel dengan percaya dirinya.
"Terima kasih Enjel".
"Selanjutnya Angelic Theodora atau Thea. Apa visi dan misi Anda jika terpilih menjadi Ketua OSIS?".
"Visi dan misi saya yaitu sama seperti Misel dan Enjel". Hanya itu yang di ucapkan Thea.
"Hm,hanya itu?". Ketos bertanya.
"Ya hanya itu". Thea speechless di atas panggung.
"Baiklah terima kasih Thea. Kita lanjut ke Maira Halwatuzahra. Apa visi dan misi Anda jika terpilih menjadi Ketua OSIS?".
Maira mengucapkan bismillah dalam hati. Dan menarik napas dan membuangnya secara perlahan sebelum membuka mulutnya.
"Visi dan misi saya yaitu...".