"Sial. Andai saja kita punya kekuatan sihir atau semacamnya. Lambang di dada kirinya sangatlah penting agar kita tahu asal orang asing itu sampai berbuat sejauh ini. Sampai-sampai menculik orang tua kita."
"Jika begini sejak lahir, mau bagaimana lagi. Selain itu, kita harus mendengarkan baik-baik apa yang orang itu gumamkan sejak tadi pada serigala-serigala brengsek itu," ujar Adam, nadanya terdengar sedang kebingungan.
Kemudian mereka sebisa mungkin mendengarkan apa yang dikatakan orang asing itu. Sosok wajahnya tak terlihat sama sekali. Hanya mulut tebalnya sejak tadi terus mengoceh dan rahang bawahnya dipenuhi dengan janggut yang tebal dan panjang, mengalur sampai rambut di sebelah telinganya.
Meski mereka berusaha mendengarkan sebaik mungkin, tetap saja tak ada yang bisa mereka tangkap dari ucapan orang asing itu.
"Orang itu sedang mengoceh apa? Aku sama sekali tak paham." Adam kesal sambil menggaruk rambut belakang.