"Kau sangat beruntung, Bruno Mavcazan. Nampaknya aku tak bisa menunjukkan sihirku kepadamu. Tapi tak apa. Masih ada banyak kesempatan untuk bertemu denganmu lagi. Lagipula aku bisa menemui kapanpun."
"Apa maksudmu, sialan? Kenapa sebegitunya kau tertarik padaku?"
"Sudah kujelaskan panjang lebar. Aku sama sekali tak tertarik pada orang lemah sepertimu. Namun di luar sana ada seseorang tertarik dengan kekuatanmu. Kau hanya belum terasah dengan baik, Bruno Mavcazan. Kalau begitu aku pamit dulu. Aku tak berlama-lama untuk sekarang." Mendadak jubahnya seakan hangus lenyap, perlahan menghilangkan beberapa bagian tubuhnya seperti butiran abu.
"Kau mau ke mana setelah membuatku memiliki banyak pertanyaan?"
"Satu hal yang perlu aku ingatkan padamu, Bruno Mavcazan. Lindungilah temanmu sebaik mungkin atau mereka akan jatuh ke dalam neraka dunia selamanya.
"Katakan padaku. Sihir apa yang miliki?" Setelah melihat orang itu sama sekali tak terkena serangannya, Bruno spontan bertanya.