Saat jam pelajaran halaman depan Green Vallen sangatlah sepi. Hanya ada angin berderu tenang menampar dedaunan dan suara gemericik air mancur, menimbulkan suara yang seirama antara air dan angin.
Beberapa menit mereka berbicara di halaman depan, dari asrama Higibana muncullah Nesaint dan anggota lain yang berkontribusi membuat alat sihir.
"Selamat pagi, profesor," kata mereka serentak. Verraman, satu-satunya pria di perkumpulan itu terlihat tenang meski dikerumuni banyak wanita. Berbeda dengan Silva, otaknya mesum, nafsu birahinya tak bisa dikendalikan.
"Selamat pagi, anak-anak. Tak kusangka sebanyak ini yang membantu Nesaint."
"Tentu saja, profesor. Alat sihir yang kami buat tidak hanya satu. Kami butuh banyak tenaga," kata Nesaint. Entah mengapa Catherine merasa geram, mengingat jumlah alat sihir yang mereka buat. Mereka semua kebingungan memandangya.