"Hei, bukankah bola itu terbuat dari baja? Kau terlalu berlebihan!"
"Tak apa. Lebih susah lagi jika kita harus menjaganya. Setidaknya orang itu tahu kita hanya berdua."
"Hmm... Kau ada benarnya juga," Bruno terkekeh lantang.
Suara keresek samar-samar terhantar dari arah jatuhnya orang itu. Kepekaan Shin membuatnya sigap seketika, menyiapkan kembali pisau belatinya.
"Mau sampai kapan mau tertawa, anak muda? Bersiaplah menerima seranganku mulai sekarang." Nampaknya amarah orang itu mulai meluap. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangar.
"Oh, kau masih hidup, ya? Aku pikir kau sudah lari terbirit-birit," kata Bruno diselingi candaan singkat.
"Kita lihat siapa yang akan lari terbirit-birit sekarang."
Seketika orang itu menyilangkan kedua tangannya, memejamkan mata, meningkatkan konsentrasinya. Tak ada energi sihir mengalir di tubuhnya.
"Hei, apa yang orang itu lakukan?" tanya Bruno, menyudahi tawanya.
"Fokus, Bruno. Fokus."