Misaki semakin dalam menelusuri tempat itu, keheningan lagi lagi terjadi, suara langkah kaki Misaki sampai terdengar nyaring di telinga nya. Ia merasakan Firasat buruk sedang mengintainya, karena itu ia kembali mencabut katana Modestia nya itu. Dalam benak ia sudah yakin kalau sesuatu yang berbahaya akan mengincarnya, benar, dia sangat yakin akan hal itu.
"Aku tau kau ada di sini, tunjukan dirimu." Dia bersiaga, sebelum serangan akan dilancarkan kepadanya, "Kau hebat sekali."
"Siapa kau, dan apa yang kau lakukan di-"
Misaki terkejut bukan main, sosok yang berhadapan dengannya bukan orang asing, namun dia adalah orang yang sudah sangat akrab dengannya. Mengapa harus di saat seperti ini. Surai Hijau Lime panjangnya bergerak seolah olah tertiup angin ditempat tertutup ini, "Kaana-san.."
"Jujur saja, yang ingin ku bunuh bukanlah dirimu, namun karena kamu sudah masuk ke tempat ini, maka."
Kaana mengambil pisaunya, "Kaana-san apa maksudnya ini?!"