"Aku menyukai mu, Touka-chan."Shiro tersenyum kecil setelah mengatakan itu. "Shiro.. Kun.."mata touka berkaca kaca.
SIHIR: BADAI AIR
"UAAAHH?!" Shiro melompat dari tempat tidurnya. "Bangunlah pemalas, Kau tidur sambil terus menerus memanggil nama Touka-san." Ujar Touka. "Bangsat, ternyata cuma mimpi." Kesal shiro.
"Ehm, Ada sesuatu ternyata." Ujar ayato dengan wajah mengesalkan khas nya. "Diam kau, Hari ini sebaiknya kita beristirahat dulu." Shiro mengalihkan topik pembicaraannya.
"Ya, Aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi di calle mort nanti."Ayato menyampaikan apa yang ia rasakan. "Membicarakan Calle Mort, apa kau tau ratu Mezzaluna?" Tanya shiro. "Tentu, beliau adalah ratu yang sangat berjasa di masalalu." Sahut ayato.
"Konon, Arwah ratu Mezzaluna masih bergentayangan di sekitar pemakamannya, Katanya sih beliau memohon pada dewa untuk membiarkannya tetap di dunia agar beliau bisa melindungi rakyatnya." Ujar shiro. "Kau tau darimana?" Tanya ayato. "aku menyempatkan diri untuk membaca kisahnya di perpustakaan kota sofya." Jelas shiro.
>the story of the queen mezzaluna
>Ratusan Tahun Lalu
>Sebelum Bencana Raya
Hiduplah seorang ratu yang bijaksana, cantik dan baik. Beliau adalah Ratu Mezzaluna, puteri dari Dewa Oritius sang Dewa perang. Suatu hari, Seseorang bernama Sianas menawarkan bantuan yaitu meminjamkan kekuatan demi melindungi rakyat Slebenia. Slebenia sendiri adalah daerah kekuasaan Ratu Mezzaluna. Ratu Mezzaluna yang murah hati itu, menerima tawaran Sianas. Namun Sayangnya, Sianas mengkhianati Ratu Mezzaluna bahkan ia menyerap kekuatan dari Dewa Oritius untuk menjalankan rencana jahatnya.
Ratu Mezzaluna memohon kepada seorang pria yang terkenal akan kepahlawanannya, Sang Pahlawan itu menyetujui dan langsung pergi menuju tempat keberadaan Sianas. Sesampainya di sana,Ia kaget karena melihat Dewa Oritius sang dewa perang terduduk tak berdaya di tempat yang mirip meja lab itu.
"Sianas, Kau akan membayar semua ini." Emosi pahlawan itu meluap. Sianas muncul dari balik pintu masuk. "ah, sang pahlawan sudah muncul." Sianas tertawa sinis. "Biarkan aku menjadikanmu sebagai bahan uji coba kekuatan baru ku, Pahlawan." Sianas mengeluarkan bola cahaya dari tangannya dan dengan cepat bola cahaya itu melesat menuju sang pahlawan.
SRING
Namun dengan Tenangnya sang pahlawan membelah 2 bola cahaya itu. "Apa?! Tidak mungkin." Sianas mengeluarkan lebih banyak bola cahaya. "Sudah sampai di sini saja permainannya." Pedang panjang sang pahlawan mengeluarkan cahaya putih.
SKILL: TEBASAN PENUMPAS
Cahaya itu memadat, dan
SRAASH!!
Sang pahlawan menebas Sianas dengan pedang bercahaya itu. Perlahan tubuh sianas mulai dimakan oleh Kekuatannya sendiri. "T-Tidak! Aku.. Tidak!! Aaaghh" Tubuh sianas menghilang sempurna.
Kemenangan di tangan Sang pahlawan.
Namun, saat sang pahlawan dan dewa oritius ditengah perjalanan menuju Slebenia, Mereka dikejutkan dengan kabar meninggalnya Ratu Mezzaluna, bahkan alasan mengapa beliau bisa meninggal dunia masih menjadi tanda tanya, sampai sekarang.
>end of the story of queen mezzaluna
>Flashback End
"Begitulah kisah beliau, ah, diriku yang di masa lalu memang the best." Ujar shiro. "Ya, tapi dirimu yang sekarang sudah seperti Shell Mask." Ejek Ayato. "Kau.. Belum mencicipi skill meteor ku?"Tanya shiro dengan wajah seram. "A-ah.." Ayato bergidik.
>Kedai
"Meski kita di El Scaro, Suasana kedai nya sama persis seperti suasana di sofya ya." Ujar shiro.
'Loh? Tumben Touka-chan tidak banyak bicara hari ini, oh ya, di mimpi ku.. Kekuatan mata kanan ku itu membaca pikiran ya, tapi sepertinya.. Kekuatan mata kanan ku yang sebenarnya bukan itu.' batin shiro.
Benar juga, Jika memang kekuatan mata kanannya itu membaca pikiran, tapi mengapa ia tidak bisa membaca pikiran touka yang sedang terlihat badmood itu?
"Loli baba, tumben hari ini kamu tidak minum." Shiro
menyodorkan minuman kaleng ke hadapan touka. "Diam, Shiro-kun, hari ini aku tak ingin bercanda." Touka memasang wajah seram sambil merebut minuman dari shiro. "Ngeri, ayato, dia kenapa?" shiro melirik ayato yang sedang meminum minumannya.
"Sebaiknya kamu jangan membahas itu di sini, shiro." Ayato menghela nafas. "Ikut aku." Ayato berdiri dari meja nya dan diikuti shiro yang masih kebingungan.
>El Scaro
>Dekat gerbang
"Dengar shiro, sekarang adalah tanggal 27 Januari, 2 tahun lalu, di regu ini ada seorang pria yang mirip sekali denganmu, Touka-chan dan pria itu saling menyukai satu sama lain,nama pria itu adalah Kanzaki.Namun, waktu itu kami diberi misi untuk menumpaskan makhluk jahanam yang terdapat di lereng merapi, ada kejadian tak diduga." Jelas ayato.
>The Story Of Touka
>2 Tahun Lalu
"Ne, Kanzaki, misi kali ini pasti menyenangkan, bukan?" Touka memasang wajah riangnya. "Pasti, Kita akan menumpaskan makhluk yang melegenda, Flare Volg." Kanzaki membalas senyuman itu. "Entah kenapa hatiku terbakar." Ayato berjalan dengan maskernya.
"Ah iya, hampir lupa, Touka pakai ini." Kanzaki memberi touka Masker berwarna biru langit, persis seperti warna mata dan rambut touka. "Untuk apa?" Tanya touka. "Kau mau hidungmu terbakar karena hawa panas disana?" Kanzaki bertanya balik.
"Baiklah, Touka, Ayato, mari kita selesaikan misi ini dan pulang dengan membawa kepala makhluk jahannam itu!" Kanzaki memukul telapak tangan kiri nya dengan tangan kanannya.
Kanzaki adalah petarung tangan kosong, ia selalu mengenakan Mantel hitam nya, namun saat terdesak, ia akan memakai senjata Bowgun Fusion nya. Mereka bertiga berlari dengan kencang menuju lokasi.
Tanpa tahu apa yang akan terjadi.
>Lereng Merapi: Jejak Lava
ROAARR!! (Anggap auman monster ya, saya gak tau tulisnya gimana)
Tanpa basa basi, Flare Volg langsung menyemburkan Lava panas dari mulutnya, seakan akan ia sudah tau akan kedatangan tamu tak di undang ini.
Hup
Mereka bertiga melompat ke segala arah.
SIHIR: PANAH AIR
Touka membuka skill pertama nya. Gerbang sihir muncul mengelilingi monster itu.
Sstt
Sstt
Sstt
Dari setiap gerbang sihir itu, akan keluar 3 buah anak panah air. Namun, sihir touka tak mempan pada tubuh monster yang terbuat dari batu dan lava itu.
Tap
BUAGH!
Kanzaki melompat dan menendang wajah Flare Volg dengan keras, sehingga menciptakan retakan di wajahnya itu. "Keras sekali." Kanzaki mengambil Bowgun Fusion nya dari jendela inventory nya.
"Sebelum itu, Aku juga ingin menyerang." Ayato menarik tali busur nya dan mengarahkannya ke monster itu.
SKILL: TEMBAKAN BERUNTUN
Stt
Stt
Ssttt
Ayato melepaskan 1 anak panah, namun tiba tiba anak panah itu menabrak gerbang sihir dan membuatnya menjadi 5 buah anak panah.
Cleb
Cleb
Cleb
Cleb
Cleb
Anak panah yang dilesatkan ayato mengenai kepala Flare Folg.
SKILL: HUJAN PANAH
Kanzaki menembakkan laser dari bowgun fusionnya, laser itu di tembakkan ke langit langit gua, namun saat akan mendekati batu yang ada di langit langit itu, gerbang sihir lagi lagi terbentuk dan memperbanyak laser berbentuk anak panah itu.
Laser itu berputar menuju tubuh flare volg yang sedang kesakitan.
Cleb
Ribuan laser anak panah menacap di tubuh Flare volg, dan membuatnya mati di tempat.
Namun, masalah belum berakhir disana. Saat touka hendak mendekati Kanzaki, tiba tiba..
SIHIR: LETUSAN HITAM
Duri duri hitam bermunculan dari segala arah. "Apa ini?!" Kanzaki keheranan. Namun saat melihat ke mulut gua, mereka dikejutkan dengan sosok gadis kecil yang tak lain adalah Venena.
"Venena.. Kenapa makhluk laknat sepertimu datang ke sini?!" Tanya kanzaki. "Kasar sekali, enyahlah, kau sudah membunuh peliharaanku." venena mengarahkan tangannya ke arah Touka.
SIHIR: DIAM
DEG
tubuh touka tak bisa digerakkan, "A-pa.. I-ni?" Touka berbicara berat. "PERSETAN!! UNTUKMU!!!" Kanzaki hendak memukul venena dengan skill nya namun.
SIHIR: DINDING JAHANNAM
Pelindung hitam yang berada di bawah kaki venena membuat Kanzaki terpental dan hampir terjatuh kedalam lava. "KEPARAT!!"
SKILL: TEMBAKKAN KUAT
Ayato membuka skill pertama nya.
TRANG!
Namun tetap, anak panah ayato malah hancur saat mendekati venena.
"Lihatlah.. KEMATIAN WANITA INI!" Venena tersenyum jahat.
SIHIR: PANAH GELAP
Sebuah gerbang sihir muncul di depan Venena dan melesatkan sebuah anak panah hitam.
"TOUKA!"
Cleb
Kanzaki menjadi perisai untuk touka, Anak panah hitam itu menusuk jantung Kanzaki. "KANZAKI!!!" Pipi touka dibasahi air mata nya. "KANZAKI!"
"Ck, mengganggu, itulah ciri manusia rendahan yang tak menyayangi nyawa nya sendiri, Waktu ku habis terbuang, hah." Venena berjalan keluar dari gua itu.
"KEPARAT KAU!!" Ayato berlari menuju Venena. "heh." Venena melirik tajam Ayato.
SIHIR: LETUSAN HITAM
Ssrrtt
Duri hitam lagi lagi keluar dari tanah, untungnya ayato berhasil melompat ke belakang. "Jika kalian ingin membalaskan dendam kalian, temui aku, yah, itupun kalau kalian tak sayang nyawa." Ujar venena, Gerbang sihir muncul di depannya, Venena masuk kedalam gerbang itu dan gerbang itu pun tertutup kembali.
"KANZAKI! KANZAKI! KANZAKI!!!!" Touka menangis menjadi jadi, mengiringi kepergian orang yang dicintainya itu.
>End Of The Story of Touka
>El Scaro
"Jadi, itu alasan Touka-chan menjadi gadis yang pendiam, ternyata, ia punya masa lalu yang kelam ya." Shiro menunduk. "Yah, begitulah, aku pun tak menyangka kalau dia akan mati begitu saja, Kalau di pikir pikir lagi, semua orang di Regu kita ini memiliki dendam tersendiri pada si Bocah jalang itu." Ujar ayato.
"yah, Aku tak bisa melupakan apa yang telah ia perbuat."
(Muncul bayangan penduduk rugio yang sedang tersenyum di benak shiro)
"Takkan ku maafkan, Takkan ku maafkan." Mata kanan shiro tiba tiba menyala merah setelah mengatakan itu, ia tersenyum mengerikan, sepertinya ia kembali diselimuti amarahnya. "W-woy shiro! Sadarlah!" Ayato menepuk bahu shiro.
"eh?" Mata kanan shiro kembali normal. "Apa.. Yang terjadi barusan." shiro berkeringat dingin.
>Esoknya
>Padang Kelana
"Ah, Mari kita selesaikan ini, teman teman." Shiro tersenyum dengan pedang kecil di pinggangnya.
"Loh? Oni-chan, kemana pedang kembar bercahaya putihmu?"Tanya maika saat melihat shiro memegang pedang kecil yang di pinggangnya.
"Ini." Shiro menunjuk pedang yang ada di pinggangnya. "Cahaya nya mana? Habis baterai?" Tanya maika. "Mana bisa, aku mematikan cahayanya agar tidak terlalu menghabiskan Mana ku. Lalu, satu lagi aku simpan di jendela inventory ku, buat jaga jaga." Jelas Shiro.
Shiro melirik ke arah touka yang sedang menatap sendu tongkat air nya itu.
"Touka-chan." Shiro mendekat, Ia mengelus singkat kepala touka. "Aku tau kok, apa yang terjadi, tapi bukannya kau harus tegar? Supaya dia senang di alam kegelapan sana." Shiro menyemangati. "Shiro-kun."
Sekilas, Touka menatap wajah shiro yang hampir mirip dengan Kanzaki, yang berbeda hanyalah warna mata dan rambutnya saja. Tak terasa, air mata touka mulai membasahi pipi kecilnya itu.
Namun shiro segera menghapus jejak air mata touka.
"Ya, Kau benar." Touka tersenyum tulus, jujur, ini pertama kalinya shiro melihat touka tersenyum tulus.
"Baiklah, Ayo." Shiro berjalan dan di ikuti oleh teman se tim nya.
>3 Jam Kemudian
>Jurang Dunkel
"Gila, tinggi sekali." Shiro bergidik ngeri. "Oni-chan awas! Ada batu terbang!"Maika memperingati shiro kalau ada batu melayang ke arahnya.
"Anjir monster apaan ini?!" Shiro tersentak kaget.
SIHIR: TOMBAK AIR
Touka membuka skill nya untuk melindungi shiro.
'Kali ini, Kupastikan, aku akan melindungi orang orang yang ku sayangi.' batin touka.
Mereka berempat menyusuri tebing mengerikan itu. Dan akhirnya, mereka sampai di tempat yang gelap, yang tak lain adalah Calle Mort. Banyak sekali roh yang telah berubah menjadi monster disana.
"Mari kita bersihkan." Shiro mencabut pedang nya, cahaya berwarna putih keluar dari pedang itu.
SKILL: RAMPAGE
Shiro menebas monster dengan sangat cepat tanpa ampun. Totalnya sekitar 30 monster yang sudah shiro habisi dalam 5 menit. "Mengagumkan." Gumam maika.
SKILL: ISSEN
Maika berlari menuju kerumunan monster. Namun, saat tim shiro berkedip, maika sudah ada di tempat semula.
Klek
Maika memasukkan katana nya kedalam sarung katana.
SLASSH!!
Tiba tiba saja semua monster yang berkerumun itu tercabik cabik.
"Giliranku, Semuanya, menjauh." Touka terbang dengan sayap peri nya itu.
SKILL: PAMUNGKAS
"T-tunggu!! T-touka samaaaaa!!!" Ayato berlari saat gerbang sihir raksasa muncul di tanah.
JDAAR!!!!
Ledakkan Dahsyat menghancurkan para monster, namun, bangunan disana masih saja kokoh.
PROK PROK PROK!
Para roh yang masih baik dan belum berubah menjadi monster bersorak kagum. "Ugh, jadi begini rasanya disorakin hantu." Mata touka menjadi datar.
Mereka berempat berjalan menuju roh yang berdiri di depan bangunan kecil. "Permisi." Sapa Shiro.
"Ah kalian, kalian itu yang menyelamatkan kami dari roh jahat ya, terimakasih." Roh itu berterimakasih. "Ah tidak apa apa, tapi, apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kalian para roh bisa terjebak disini?" Tanya shiro. "Aku tidak tau detailnya, namun katanya, ada makhluk misterius di gunung Lunagent yang menghadang para roh untuk kembali ke alam kegelapan." Jelas Roh itu. "Makhluk misterius, ya."Shiro memegangi dagu nya.
"Jika mau, Kalian bisa bertanya kepada ketua suku rembulan, beliau berada di ujung sana." Roh itu menunjuk bangunan yang sedikit besar.
Mereka pun langsung berjalan ke arah sana. Terlihat seorang nenek tua dan seorang wanita yang sepertinya dia adalah pelayan dari nenek Tua itu.
"Permisi." Shiro menyapa. "Ah, Beliau bilang, selamat datang di Calle Mort."Sang pelayan itu menyampaikan apa yang ingin di sampaikan Nenek itu. Sudah jelas nenek itu tak bisa bicara.
"Beliau biang: Kalian pasti utusan yang di kirim untuk mengusir makhluk jahannam yang berada di gunung lunagent itu." Pelayan itu menyampaikan yang ingin dikatakan nenek itu. "Ya, seperti yang anda lihat, kami adalah petualang straye yang ditugaskan untuk menyelidiki tempat ini." Jelas Ayato.
"Kalau begitu, Kami mohon, pergilah ke gunung Lunagent dan hancurkan monster yang mengganggu itu."Sang pelayan kembali menyampaikan. "Baiklah, ayo semuanya, nasib para roh ada di tangan kita." Shiro mulai serius.
Tanpa basa basi lagi, mereka langsung pergi ke gunung Lunagent, tak lupa, shiro menggenggam kedua pedang kembarnya yang bercahaya itu, Proto Clarity Rose.
>Gunung Lunagent: Puncak
"Tidak ada apa apa, eh tunggu, itu!!" Ayato menunjuk sosok mungil yang pernah berpapasan dengan mereka. Sosok itu membuka tudungnya.
Tubuhnya berubah menjadi hitam, perlahan tapi pasti tubuh sosok itu membesar, dan berubah menjadi monster mengerikan dengan kristal hit di tubuhnya.
"Jadi ini biang keroknya." Shiro memasang kuda kudanya.
ROAAARRRRHH!!!
Kristal hitam bermunculan dari tanah. "Semuanya hati hati!" Shiro memperingatkan.
COMBO
SKILL: PHANTOM SLASH
SKILL: TEBASAN METEOR
Shiro menghilang dari pandangan, beberapa detik kemudian, ia muncul di atas monster itu, kedua pedang shiro mengeluarkan api.
JDAAR!
Ia membuka skill combo nya, namun, ternyata skill itu ditahan oleh perisai yang terbuat dari kristal hitam.
"Kelinci sialan." Shiro melompat ke belakang.
SIHIR: LEDAKAN ES
Touka membuka skill ledakkan nya.
JDAAR!!
namun tetap saja, serangan mereka tak mempan.
Mereka berempat terus menerus menebas monster itu.
Glek glek
Touka meminum ramuan penambah mana. "Kalau begini terus, kita takkan menang." Ujar touka.
Monster itu melemparkan duri kristal hitam menuju touka. Ia tak sempat menghindar.
CLEB
Deg
"S-shiro kun?!!" Kaget touka, kejadian yang sama terulang kembali. Shiro tersenyum lembut kepada touka dengan berlumuran darah.
Bruk
Shiro terjatuh ke samping.
"ONI-CHAN!!!!!!"
"SHIRO!!"
"SHIRO-KUN!!!!"
SIHIR: PANAH CAHAYA
Sebuah panah misterius tiba tiba melesat ke arah monster itu dan membuatnya terpental ke bawah.
ayato dan maika berlari ke arah touka yang sedang memeluk tubuh shiro.
"Heal!Heal!Heal!" Berkali kali Touka dan Maika Mencoba menyembuhkan shiro, namun pendarahannya tak kunjung berhenti.
"Oni-chan.. Bercanda.. Bukan?" Pipi maika memerah, air mata nya sudah sangat membanjiri kedua pipi nya. "Ini semua salahku..." Touka tak henti hentinya menyalahkan dirinya sendiri.
Perlahan cahaya menyelimuti tubuh shiro. "O-Oni chan?!"
Saat cahaya memudar, Touka sudah tak memeluk apa apa. Tubuh shiro menghilang.
"ONI-CHAN!!!!!/SHIRO!!!/SHIRO-KUN!!!"
To be continued