Shiro menatap langit cerah di musim panas ini, di ibukota yang cukup luas, Shiro dan Adiknya duduk di kursi taman dalam diam, tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua. Terlarut dalam pikiran masing masing. Shiro dengan emosinya yang terus meluap mencoba tetap terlihat tenang, meski sebenarnya itu sangat sulit. Amarah itu tidak bisa ia lampiaskan pada adiknya yang sama sekali tak berdosa, namun ia harus melampiaskannya pada penyihir yang mencoba memisahkannya dengan istrinya.
Namun yang jadi pertanyaannya, siapa penyihir itu?