"Terimakasih atas hidangannya, meski bahan masakan seadanya, dengan beberapa hasil pancingan, namun masakan istriku memang dabest!" Shiro memuji istrinya, hal itu membuat Fumika yang masih menyantap sarapannya terbatuk pelan. "Duh, Shiro-kun pagi pagi sudah main gombal aja!" Meski berkata begitu wajah Fumika benar benar merah, mungkin ia senang karena pujian dari suaminya.
Biasanya, suami istri yang sudah menikah lebih dari 5 tahun takkan seromantis ini, namun, Shiro selalu menjaga keromantisan keluarganya.
"Yosh, Fumi sudah bereskan semuanya, Shiro-kun ayo turun." Fumika sudah bersiap dengan energi sihir yang ia simpan didalam tubuhnya sendiri. "Baik, Fumi, jika kau menemukan monster dan tidak menyerangmu, kamu tidak boleh menyerangnya, paham?" Shiro berkata sambil berjalan mendekati Fumika dengan pedang kembar di punggungnya dan tas kecil yang ia simpan di pinggangnya. "Mengapa begitu?"