Chereads / Campus Memories / Chapter 3 - Reta dan Keluarganya

Chapter 3 - Reta dan Keluarganya

Hari itu adalah pertama kalinya Aura datang ke Jakarta. Berbekal secarik kertas berisikan alamat yang ditulis ibunya, ia akhirnya memberanikan diri datang ke kota ini.

Ia berdiri di pinggir jalan di depan stasiun sambil memegang handphone untuk memesan ojek online menuju rumah tantenya itu dan nampak terlihat sebuah tas berukuran sedang di tangan kirinya. Sayang sekali ibunya sudah lama tidak dapat kabar dari tantenya tersebut, sehingga hanya alamat rumahnya saja yang bisa diberikan kepada Aura, itu juga alamat rumah yang ia ingat dulu.

Tiba-tiba ada sepeda motor yang menghampirinya.

" Neng, ojek neng" ucap pria yang menghampirinya itu.

"Ga usah pak, saya sudah pesen ojek online" jawab Aura.

" Ojek online lama neng, mending ikut saya aja biar cepet" lanjut pria itu.

" G usah pak terima kasih, sebentar lagi juga datang ojek pesanan saya." Aura agak bergeser menjauh dri orang itu.

" Sini sih ikut aja, susah banget ya d ajakin baik-baik" teriak pria itu sambil berusaha merampas tas milik Aura.

"Hey lepasin, apa-apaan ini!" teriaknya sambil berusaha mempertahankan tas miliknya.

Akan tetapi entah karena dia yang belum sempat makan tadi atau karena memang dia perempuan jadi dia tidak bisa mempertahankan tasnya dan malah jatuh terdorong oleh si pria itu.

"Aaahhh, tolong jambret!" pekiknya

Pria itu pun langsung melarikan diri meninggalkan Aura yang terduduk kesakitan.

Keributan itu akhirnya memancing sebuah kerumunan, banyak yang menatap iba padanya tapi hanya sebatas itu saja.

" Lo g apa-apa?!"

Terdengar suara seseorang, Aura pun mendongak melihat sosok gadis yang cantik, berambut ikal yang tergesa-gesa menghampirinya.

"G apa-apa ko, terima kasih". jawab Aura

Kerumunan pun mulai menghilang perlahan, gadis itu membantu Aura berdiri dan memeriksa keadaanya dengan seksama.

" Lo serius g kenapa-kenapa?! Itu tangan lo pada berdarah-darah." tanya gadis itu kembali dengan nada khawatir.

Aura mengernyitkan dahinya heran dengan tingkah laku gadis yang baru saja ditemuinya ini.

"Sorry, gue g ada maksud jahat ko, tadi kebetulan gue liat semua kejadian yang menimpa lo barusan. Tadinya gue mau minta tolong k orang sekitar tapi keburu terlambat." ucapnya agak sedih.

" G apa-apa ko, terima kasih banyak ya mba sudah membantu saya." Aura berusaha berdiri tetapi gagal karena tubuhnya lemas, entah karena shock akibat kejadian yang menimpanya barusan.

" Eh pelan-pelan! Jangan maksain diri kalo elo masih lemes." gadis itu dengan cekatan menahan tubuh Aura agar tak terjatuh.

" Maaf y mba saya jadi merepotkan"

"Ish Reta, panggil gue Reta. Gue bukan mba-mba ya! Kayaknya kita seumuran deh jadi panggil gue Reta!" ucap gadis itu memperkenalkan dirinya.

" Aku Aura".

" Jadi, elu mau kemana nih? Biar gue anterin, ke rumah sakit dulu atau pulang ke rumah elu?" tanya Reta.

" G usah ke rumah sakit Ret, aku tadinya mau ke rumah tanteku. Tapi sekarang aku g tau, soalnya alamtnya hilang, tas sama dompetku juga d jambret barusan." keluhnya sedih.

" Eh iya, kan ada hpku! Tadi aku udah sempet pesen ojek online." lanjutnya agak bersemangat.

Tapi semangat itu tidak bertahan lama karena dia menemukan bahwa hpnya telah hancur. Lcd nya retak parah dan layarnya menghitam, tak bisa dinyalakan kembali. Dia tak menyadari pada saat dia terjatuh, hp nya juga ikut terlempar cukup keras membentur trotoar jalan.

Melihat itu Reta termenung sejenak, dia sendiri tidak mengerti kenapa dia mau repot-repot menolong gadis ini. Padahal sejatinya dia adalah orang yang tidak mau ikut campur masalah orang lain. Tapi saat dia melihat kejadian yang menimpa gadis ini, dia tidak bisa mengindahkannya bahkan sekarang dia berusaha untuk menolongnya.

"Elu punya sodara lain g di sini?" tanya Reta akhirnya

" Aduh aku g tau Ret, soalnya ibuku cuma ngasih aku alamat tante aku yang itu." jawab Aura tambah kebingungan.

" Ya udah kalo gitu lu ikut gue!" ajak Reta.

" Hah?! Kemana?!" jawab Aura waswas

" Hello, elu g harus pasang muka kayak gitu kali di depan gue. Emang lu mau gue apain coba?! Ayo ikut aja g usah banyak tanya, pokoknya gue g ada niat jahat sama lu" tanpa ragu Reta menggandeng Aura.

Sedangkan gadis itu hanya bisa menurut saja d ajak Reta. Padahal mereka baru saja bertemu, tapi memang Aura tidak merasa risih atau berfirasat buruk pada Reta walaupun awalnya sempat ragu untuk mengikuti gadis itu.

Reta membawa Aura ke mobilnya yang d parkir di sebrang stasiun. Sebenarnya di depan stasiun itu ada sebuah restoran cepat saji dan Reta sedang menunggu kakaknya di sana. Aura pun masuk ke mobil dan Reta langsung tancap gas meninggalkan parkiran tempat itu.

" Lu asli mana? Terus k jakarta mau ngapain?!" tanya Reta memecah keheningan di mobil.

"Aku asli bandung, ke jakarta niatnya mau kuliah sambil kerja. Tapi karena khawatir jadi ibu nyuruh aku buat tinggal di rumah tante." jawab Aura.

" Ishh ya ampun dari tadi gue geli banget deh denger lu ngomong pake aku kamu gitu ke' sama pacar tau ga?! Ngomongnya pake gue elu aja biar keliatan kayak temen deket" ucap Reta sambil tersenyum.

Aura pun tertawa geli mendengar ucapan Reta.

" Iya deh aku nurutin kamu. Eh ralat, gue nurutin kemauan lu!" jawab Aura

" Nah gitu donk kan enak dengernya, pokoknya mulai sekarang elu jangan sungkan-sungkan ama gue ya!" entah kenapa di fikiran Reta dia akan sangat menghargai pertemuan dan pertemanan dengan Aura jadi dia ingin agar gadis itu tidak canggung kepadanya.

" Iya, terima kasih Ret. Tapi kenapa lu mau ngelakuin ini semua? Kita kan engaak saling kenal?!" tanya Aura.

" Entahlah gue juga bingung, mungkin ini yang namanya takdir ya?! Entah kenapa gue pengen bantuin lu." jawab Reta tulus

" Ish jangan bilang lu ada kelainan gitu terus elu naksir gue?! Ke' love at the first sight gitu?! " pekik Aura

" Elah ni anak malah ngatain! Enggak lah oneng, masa' iya gue yang secantik ini ampe bengkok ke elu? Emang gue kekurangan gebetan cowok apa?!" balas Reta gemas.

" Ahahaha kali aja Ret ! Tapi beneran makasih banyak ya udah nolongin gue, kalau g ada elu, gue ga tau harus kemana." jawab Aura

"Ayo turun" ucap Reta.

" Ini dimana?!" tanya Aura bingung.

" Rumah gue lah, ya dimana lagi coba?!" jawab Reta sambil menggandeng Aura masuk ke dalam rumahnya.

"Serius lu bawa gue ke rumah lu?!" tanya Aura tak percaya.

Reta tak menjawab tapi malah menarik tangan Aura, mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Rumah Reta bertingkat 2 , halamannya luas dihiasi berbagai macam bunga, ada juga kolam d pojok taman itu dan sebuah bangku panjang untuk bersantai.

Agak ragu-ragu Aura masuk mengikuti langkah Reta ke dalam rumahnya.

"Bentar ya gue mau nyari nyokap gue dulu. Lu duduk aja di situ." tunjuk Reta ke arah sofa ruang tamu.

Aura pun duduk d tempat yang d tunjuk Reta tadi. Luka yang tadinya tidak ia rasakan perlahan- lahan terasa perih. Ia pun memeriksa semua luka itu perlahan. Tanpa di sadari ada yang memperhatikannya gerakannya dari tadi di lantai 2. Orang itu masuk ke dalam kamar dan beberapa saat kemudian dia turun menghampiri Aura yang masih memeriksa luka-lukanya.

" Jangan di usap-usap sembarangan, bersihin dulu lukanya entar malah infeksi." ucap orang itu sambil menyodorkan kotak P3K.

Aura tersentak kaget dan mendongak untuk melihat pemuda tampan yang usianya tidak terlalu jauh darinya, mungkin lebih tua 3 atau 4 tahun.

" Malah bengong! sini gue aja yang bersihin lukanya. Heran gue kenapa cewek segede elu bisa luka ke' bocah begini sih?! Lagian si Reta juga ngapain maen tinggal-tinggal aja!" ucap pemuda itu sambil berusaha membersihkan luka-luka Aura.

"Ya ampun Aura! Elu baru aja dateng tapi udah bikin kakak gue yang cuek itu jadi perhatian sama elu?!" pekik Reta keheranan.

" Iya, mama juga baru liat kalau Raka bisa gitu juga sama orang lain selain Reta." ucap wanita yang berdiri di sebelah Reta yang ternyata adalah ibunya.

" Maaf tante saya juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba mas ini datang dan mengobati luka-luka saja" jawab Aura dengan wajah yang kebingungan.

Seketika Reta dan ibunya tertawa terbahak-bahak. Dan Raka, pemuda yang tengah mengobati lukanya berhenti sejenak dan memandangnya.

" Panggil gue Raka aja!" ucapnya dengan wajah yang cemberut.

"Astaga baru kali ini ada yang nyebut lu mas-mas bang Raka! " ucap Reta yang masih tertawa.

"Hush sudah jangan gitu sama kakakmu Ret! Oh iya tadi Reta sudah cerita semuanya sama tante jadi nak Aura mulai sekarang tinggal disini saja ya nemenin Reta, mau kan?! tanya ibu Reta.

" Maaf tante saya tidak mau merepotkan tante sekeluarga. Sudah di tolong Reta saja saya sudah bersyukur tante. Terima kasih untuk tawarannya." jawab Aura segan.

" Eit, ga bisa pokoknya elu harus tinggal di sini sama gue. Emangnya dengan keadaan lu sekarang lu bisa apa? Lu mau kemana? Entar kalo lu ketemu orang jahat lagi gimana coba?" ucap Reta.

Akhirnya Aura menuruti keinginan Reta dan keluarganya untuk tinggal di sana. Setelah meminta izin dari ayah Reta selaku kepala keluarga di sana,tak butuh waktu lama untuk keluarga Reta menyukai Aura, karena memang sudah sifatnya yang baik dan rajin. Reta dan Aura juga semakin dekat karena memang banyak kemiripan diantara keduanya.