Chereads / Campus Memories / Chapter 4 - Raka

Chapter 4 - Raka

"Malah bengong?! Hari ini lu nginep sini kan Ra?! Gua kangen sama elu, kenapa sih elu g mau terus tinggal d rumah gue aja? Malah mau ngekos segala." tanya Reta yang akhirnya menyadarkan lamunan Aura.

" Hehehe gue g ngelamun, cuma keinget pertemuan pertama kita aja Ret. Harusnya tuh ya pertemuan kaya gitu tuh sama cowok ganteng minimal seganteng babang Suga gue tau!"

" Ya elah anak cebong! Udah untung juga gue tolongin lu! Dasar!"

"Iya Ret canda kali!" Aura tertawa melihat Reta yang cemberut.

" Makanya gue g bisa tinggal lama-lama di rumah elu karena lu udah nolongin gue Ret." ucap Aura tulus.

" Padahal gue seneng ada temen cewek di rumah, ga asik banget soalnya cuma ada bang Raka." keluhnya sambil memarkirkan mobil yang sudah memasuki pekarangan rumahnya.

Sebenarnya orang tua Reta sudah menawarkan akan membiayai kuliahnya dan memperbolehkan Aura tinggal di rumah mereka, tapi ditolak karena dia sudah merasa banyak berhutang budi kepada Reta sehingga tidak mau membebani keluarga mereka lagi.

Akhirnya keluarga Reta pun menyetujui keputusan yang Aura buat dengan syarat selama 3 bulan setelah dia mendapat pekerjaan, dia harus tinggal dengan keluarga Reta terlebih dahulu. Aura memilih mencari pekerjaan terlebih dahulu dan menunda kuliahnya. Tak butuh waktu lama dia pun mendapatkan pekerjaan di sebuah pusat perbelanjaan yang jaraknya lumayan dari kediaman Reta dan keluarganya sekitar 45 menit jika memakai kendaraan itupun kalau tidak macet.

Sesuai kesepakatan, setelah 3 bulan bekerja akhirnya Aura pindah dari rumah Reta, dia menyewa kamar kos yang tak jauh dari tempatnya bekerja, jadi dia bisa menghemat dengan berjalan kaki ke tempat kerjanya.

Karena terhalang oleh jam kerja Aura jadi kalau dia libur kerja, dia akan pergi ke kampus Reta untuk pulang bersama terkadang menginap di sana. Kalau tidak terkadang Reta yang datang ke tempat kerja Aura pada jam istirahatnya.

"Hay sayang" sapa ibunya Reta ketika melihat kedua gadis itu masuk.

"Aura nginep ya malam ini." lanjutnya

"Iya tante."

" Saya ke atas dulu ya tante nanti saya bantuin tante nyiapin makan malam ya." ucap Aura.

Dia memang anak yang rajin dan selalu membantu ibunya Reta ketika berada di dapur. Awalnya ibu Reta keberatan, akan tetapi Aura bersikeras ingin membantu. Akhirnya ibunya Reta mengalah dan membiarkan Aura membantunya, lagipula masakan yang dibuat gadis itu juga sangat enak.

"Loh, nak ko' kamu udah pulang?

"Kerjaan aku udah beres semua ma." jawab Raka.

" Ah iya, mama lupa kalau hari ini jadwal kamu pulang cepet ya. Soalnya kamu g sabar pengen ketemu Aura ya? Apa pengen nyicipin masakannya? Apa mungkin keduanya?" goda ibunya.

"Apaan sih ma, y udah Raka ke atas dulu mau mandi nih gerah" jawabnya.

Ibunya tertawa geli melihat wajah Raka yang sedikit memerah. Sepertinya anak sulungnya itu menyukai Aura, entah sejak kapan. Tapi selama dia tinggal di rumah mereka, secara tidak sengaja Raka sering terlihat memperhatikan Aura.

Memang benar, dari awal bertemu dengan gadis itu, dia merasa ada suatu ketertarikan yang tidak bisa dia jelaskan. Dan tanpa dia sadari akhirnya dia jadi lebih sering memperhatikan gadis itu.

" Ya ampun laki gue ganteng banget coba!" pekik Aura yang sedang menonton idolanya live streaming.

"Aduh jantung gue, sumpah oppa g sehat buat jantung tau your gummy smile sungguh."

"Woy, berisik! Lagian lu teriak pake toa juga dia kagak bakalan denger kali Ra! Mandi dulu sana!" ucap Reta.

"Gua udah mandi tadi sebelum elu Ret, lu ga liat apa rambut gue masih basah?!"

"Ah gue minta dia nyanyi shadow ah! Yaahh g d baca. Kalau gitu lagu yang dia feat sma mba gue ah."

" Sejak kapan lu punya mba Ra? Bukannya lu anak pertama ya?!" tanya Reta keheranan.

"Ish udah g usah cerewet!" jawab Aura sembari mengetikan judul lagu yang dia inginkan d kolom komentar.

"Aaahhh, akhirnya dimainin juga lagu itu. Ya ampun jago banget maen gitarnya. Mau donk jadi gitarnya biar bisa dipeluk-peluk."

Blukk...

Tiba-tiba kepalanya dilempar bantal oleh Reta.

"Neng sadar napa elah segitunya! Sono lu nyari penyihir minta di kutuk jadi gitar atau jadi bajunya aja sekalian biar bisa nempel teroooss."

" Ide bagus!" jawab Aura sambil nyengir.

" Tapi gue ngajak elu juga ya biar sekalian di ubah jadi kelinci." lanjutnya.

" Udah sore nih, gue bantuin nyokap lu dlu ya. Lu jangan lupa kerjain tugas-tugas lu." ucap Aura sambil pergi menuju dapur.

"Iya bawel, udah ke' nyokap gua aja dia." jawab Reta sambil tersenyum.

Waktu makan malam pun tiba, semua anggota keluarga Reta dan Aura sudah berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malam bersama.

" Nak Aura kapan mau masuk perusahhannya om bantuin Raka?!" tanya ayah Reta.

" Mohon maaf om saya kan cuma lulusan SMA om belum pernah kerja dimana pun kecuali tempat saya kerja sekarang, saya takut tidak bisa mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepada saya dengan baik om. Lagipula saya sudah betah dengan pekerjaan saya sekarang. Terima kasih om sudah mau mempertimbangkan saya untuk bergabung di perusahaan om." tolak Aura sopan.

" Loh alasannya sama saja tiap kali om tanya. Kan sudah berapa kali om bilang kalau itu bisa di atur, nanti Raka yang akan langsung bimbing kamu sampai bisa. Iya kan Ka?!

"Iya pa, nanti Raka ajarin sampe dia jago."

"Ayam kali ah jago" timpal Reta yang membuat semuanya tertawa.

" Iya nanti saya fikirkan lagi ya om. Sekali lagi terima kasih tawarannya."

Setelah membereskan dan mencuci piring kotor, Aura dan Reta pamit pergi ke kamar mereka. Sedangkan kedua orang tua Reta dan Raka memilih duduk menonton tv d ruang keluarga.

"Pa, hari ini kayaknya ada yang sedang sumringah, tadi pulang cepet banget pula."

Raka langsung melirik k arah kedua orang tuanya, yang sedang tersenyum melihat ke arahnya.

" Iya ma, papa lupa kalau hari ini Aura ke rumah. Pasti tiap dia kemari, Raka selalu saja cepat pulang. Kalau suka tembak aja Ka, mama sama papa dukung ko' lagian Aura anaknya baik, rajin, udah gitu cantik lagi." goda ayahnya yang berhasil membuat wajah Raka memerah.

" Raka ngantuk, mau tidur duluan ya" ucap Raka sambil berlari kecil menuju kamarnya.

"Liat ma, dia malu". kedua orangtuanya pun tertawa melihat tingkah anak sulung mereka.

" Menurut lu? Abang gue gimana Ra?!" tanya Reta tiba-tiba.

" Gimana apanya?!" jawab Aura sambil mengerutkan kening tanda tak mengerti.

" Ya gimana menurut lu?!" desak Reta.

"Emh jujur ya abang lu tuh baik, ganteng, tapi kadang-kadang suka ga jelas juga."

" Hah? Ga jelas gimana maksud lu?" tanya Reta penasaran.

"Ada deh, rahasia. Cuma gue doank yang boleh tau." ujarnya sambil tertawa.

" Ga ada lu naksir gitu ama abang gue?!"

Pertanyaan itu membuat Aura tertegun lalu ia pun menjawab.

" No offense ya, abang lu tuh ganteng. Tapi kalau d suruh milih gue lebih milih babang Suga gue! Bang saranghae! Muach love u so much!"

"Udah gila lu hp lu di cium-cium segala!".

Mereka pun tertawa bersama, tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi Raka mendengarkan percakapan mereka. Tadinya memang dia mau langsung pergi k kamar tidurnya, tapi setelah mendengar namanya di sebut oleh kedua gadis itu, tanpa sadar dia berhenti mendengarkan percakapan konyol keduanya.

Dia pun berlalu dan masuk ke kamarnya.

" Ya ampun, masa gua dibandingin sama idol sih kan beda jauh. Masih kerenan sama cakepan gue kemana-mana lah! Tuh anak kebanyakan nonton drakor sma idol deh. Dulunya dicekokikn begituan sama siapa sih?! " oceh Raka sedikit kesal.

Dia memang tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain, karena menurutnya setiap orang itu berbeda, mereka memiliki ciri khas mereka sendiri yang tidak dimiliki orang lain.

" Kalau enggak idol sama drakor, dia pasti gila gara-gara buku. Ya nangis lah, ketawa lah, kesel sendiri lah. Tapi gue malah suka ngeliatnya, imut-imut gimana gitu."

Raka terkejut sendiri, tidak menyangka dia akan mengucapkan kata-kata seperti itu. Padahal dia dikenal cukup cuek dengan lawan jenis. Mungkin ini jugalah alasan orangtuanya senang dan lega mengetahui sikapnya yang sedikit berbeda kepada Aura.