Chereads / Parallel dimensional explorer: becoming another future / Chapter 5 - Chapter 2 part 1/3 Menuju Dunia Baru

Chapter 5 - Chapter 2 part 1/3 Menuju Dunia Baru

Di sebuah ruangan dalam kapal, ada seorang pria tengah berjongkok melihat ke arah komputer di depannya.

Pria itu bernama kevin.

Dia adalah pria yang fisiknya terlihat seperti anak 16 tahun, lengkap dengan wajah imutnya itu.

Untuk mengambarkan keimutan dia kita bahkan harus mengatakan imut tiga kali.

Orang biasa tidak akan bisa menandingi keimutan pria ini.

Ngomong-ngomong tingginya sekitar 156 cm, dengan mata hitam dan rambut hitam.

Tangan kevin sedang mengetik sesuatu, didepannya itu komputer yang masih menyala, lengkap dengan kabel yang berserakan di mana-mana.

Menarik nafas dan di akhiri dengan hembusan nafas kecil.

"Huuff"

Melihat kembali ke layar komputer sambil mendecakan lidahnya "cih", lalu kemudian di lanjutkan dengan-.

"Berapa lama lagi aku harus menunggu "

Sudah cukup lama dia menungu seseorang, atau mungkin dia tipikal orang tidak sabaran.

"Angle 02, kemarilah"

Seketika pintu itu terbuka, di sana ada sebuah bola logam yang melayang di udara tepat beberapa cm di atas permukaan.

Benda itu bulat sempurna dengan sebuah kamera di tengahnya.

Yap, itu adalah sebuah robot.

Robot yang cangi melebihi robot dunia pada dimensi ini.

Sehinga bahkan ilmuan fanatik robot pun akan melompat kegirangan dan gila melihatnya.

"Ada apa, master apa ada yang saya bisa bantu?"

"Apa mereka sudah kembali, cepat priksa seluruh kamera di kapal, luar maupun dalam"

"Iya master, perintah di terima"

Robot yang bernama angle 02 ini dilengkapi dengan AI sekelas kuantum computer, ini menjelaskan kenapa dia bisa memberikan reaksi yang cepat dan tepat pada setiap percakapan, begitu natural dan teraarah.

Sistematikanya kurang lebih begini, pada komputer biasa dalam logikanya hanya mengenal logika 1 dan 0, dimana hampir di setiap gerbang logika 1 bermakna hidup dan 0 bermakna mati, yah pada dasarnya komputer hanya mengenal hidup dan mati, namun bila semua itu di rangkai kedalam bentuk lain maka itu semua akan luar biasa, bila kita anologikan suatu oprasi didalam komputer itu ibarat seorang anak TK umur sekitar 5-6 yg menghitung antara 0 dan 1.

jika hanya satu saja itu tidak terlalu hebat namun bagai mana jika satu kelas berjumlah 30 anak atau lebih banyak lagi sampai ribuan atau bahkan jutaan yang setiap 1 personelnya anak hanya mengenal 1 dan 0, kalo seperti itu bagaimana bisa komputer dapat sehebat sekarang? ya itu fungsinya gerbang logika dimana setiap hidup dan mati itu di tempatkan pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat sehinga menciptakan suaru urutan sekematik yang terarah dimana 1 oprasi dapat mempengaruhi dan memicu suatu oprasi berikutnya mengikuti urutanya, sederhananya kurang lebih seperti itu.

Trus bagimana dengan kuantum komputer? kuantum sedikit berbeda dengan oprasi komputer normal perbedaan utamanya adalah sifatnya dimana pada logika komputer kuantum logika berada di antara 1 dan 0, dimana setiap oprasi itu bila di arahkan oleh sesuatu yang berfungsi sebagai triger atau pemicu maka logika di antara 1 dan 0 itu akan menjadi hanya 1 saja, yaitu 1 atau 0, sifatnya seperti itu dampaknya sangat besar walaupun bila kita melihat dari mata orang awam maka mereka akan bingung dan mengatakn " apa istimewanya hal tersebut".

pada komputer norman sebuah oprasi hanya bisa berjalan berurutan bila kita analogikan itu mirip seperti kita memainkan domino dimana satu sentuhan awal dapat mengakibatkan reaksi berantai yang berurutan satu demi satu, namun kuantum komputer berbeda, logika di antara 1 dan 0 bisa mempengaruhi oprasi secara bersamaan walaupun bahkan tidak terhubung secara fisik, itu artinya setiap sentuhan pada domino itu dapat bereaksi lebih dari satu secara bersamaan, dan ini menyebabkan kecepatan yang luarbisa jauh melebihi komputer biasa.

Sampai sini saja sudah cukup rumit apalagi kalo nanti di kasih penjelasan mengenai atom listriknya yang saling bereaksi.

Sistem itulah yang mengerakan bola logam bernama angle 02 ini, dimana setiap reaksi dan aksi pada robot ini menciptakan kesan sebuah keperibadian secara natural layaknya manusia.

Dalam penganalogian sistem komputer jauh lebih tepat dan akurat bila di analogikan bagian tubuh manusia dari otak sampai predaran darah hanya saja sedikit orang yang akan benar-benar paham.

Maka penting lah dengan pendekatan yang lainya.

Namun orang yang bernama kevin ini tidak demikian, memakai analogi apapun dia akan mengertinya, itu mungkin karna dialah sang kereator dari robot itu, begitulah kemampuan kevin

Kevin adalah kru penting di kapan ini, kapal yang membawa pengetahuan dan orang dari dimensi yang lain.

Selang waktu lama, kira-kira hampir 10 menit.

Pintu kembali terbuka, disana robot angle 02 hendak menghampiri kevin.

" Owh, ada apa angle?"

Robot itu menjawab.

Tapi sebelum menjawab, ada sesuatu menerik terkait lensa kamera di tengganya, kadang kalang lensa itu membesar dan mengecil di bagian dalamnya, entah apa yang membuat demikian tapi itu keren, dan sering kali cahaya lampu biru menyala di tengahnya.

"Master, saya baru saja mendapat pesan dari tuan viktor"

Kevin seketika berhenti mengetik yang sedari tadi dia lakukan sampai sekarang, kemudian kevin menjawab.

"Apa isinya?"

"[ SKYWING-35, tunjukan dirimu!!!] kurang lebih begitu isi pesannya"

Kevin memegang kepala, itu adalah tanda akan rasa malunya.

" Selalu saja seperti itu, seenaknya saja mengunakan istilah aneh-aneh" sambil sedikit mengerutu.

Robot ini di desain untuk dapat bereaksi secara natural dan tepat, itu artinya setiap data-data yang dia peroleh dari hasil observasinya akan di taruh kedalam database untuk menjadi input dari tindakan dia selanjutnya, dan data itu menunjukan bahwa bila dia tidak bertanya sekarang maka kesempatan untuk menerima printah selanjutnya akan semakin kecil, maka dari itu robot pintarnya ini berinisiatif sebelum terlambat.

" Master apa perintah mu?"

" Matikan kamuflase kapal, dan segera jemput dia"

[Printah di terima, memulai prosedur penjemputan ke titik kordinat target]

Mesin kapal menyala.

Api biru muncul dari belakangnya.

Sambil sedikit-sedikit bergerak maju.

Lalu di akhiri dengan gerakan cepat.

Gaya dorong tiba-tiba yang di hasilkan mampu menciptakan gelombang angin yang sangat besar.

Ngomong-ngomong posisi kapal ini ada di tengah lautan sehinga angin besar yang di hembuskan menciptakan semacam tsunami kecil di sekitarnya.

Di tambah lagi ukuran kapal ini yang sanget besar, gaya dorong yang di hasilkan harus sangat besar sehinga mengeraka kapal dengan super cepat, kecepatnya mungkin lebih cepat dari glombang suara, sampai-sampai pesawat jet tempur tercepat di dunia akan tertingal jauh, dimana bila jet sampai satu kilometer dari titik awalnya maka itu berati kapal ini seratus kilometer di depanya, begitulah perbandingan pada dua benda menakjubkan buatan manusia ini.

Dan kapal itu sampai ke titik yang di tuju.

###############################################

Di dalam kapal ada dua orang.

Itu adalah renaldi dan viktor.

Selang beberapa menit yang lalu diaman raut muka renaldi diisi oleh keterkejutan, akan suatu hal yang tak pernah tefikirkan dalam benaknya, sangat susah di banyak ada teknologi secangi ini di dunia.

Sambil menarik nafas pelan dia memandang ke arah viktor.

"....."

Otak renaldi di isi oleh begitu banyak teori liar, kemungkinan pertama orang bernama viktor ini adalah agen pemerintah antara amerika,uni eropa atau china hanya saja kecangihan melampau batas dunia saat ini menghancurkan kemungkinan tersebut, masalahnya bagaimana bisa kapal sebesar ini tidak menarik perhatian sampai sekarang.

Lalu terori yang kedua viktor ini adalah alien dari pelanet lain, itu bisa menjelaskan bisa menjelaskan bagaimana teknologi ini ada, hanya saja bila demikian lantas kena renaldi di undang ke sini, apakah dia ingin menjadikan renaldi sebagai kelinci percobaan ato maksud jahat lainya, itu mungkin akan menakutkan membanyakan dirinya di kuliti satu-satu demi satu dari luar maupun organ dalamnya sambil berteriak gila setiap, kemungkinan ini membuatnya merinding, sambil memasang tatapan kosong akan kemungkinan itu, renaldi melihat ke kiri dan kekanan, atas dan bawah, dan di akhiri dengan tatapan lurus kedepan.

Kemungkinan baiknya renaldi tidak memikirkan sama sekali, itu yang mempeburuk keadaan diaman maksud baik itu di hancurkan hanya karna pandangan negatif sekalipun itu rasional, ingin sekali renaldi lari dari sini tapi bukan renaldi namnya kalo tidak mengumpulkan data untuk membuktikan teorinya sekalipun nyawa taruhan.

Lamunan dalam renaldi seketika di hancurkan oleh suara viktor.

" Ooo, apa kamu terkejut?"

Renaldi hanya diam menatapnya.

"Hmm, ini menarik, wajaranya orang normal akan terkejut, tapi kamu tidak, satu poin lagi yang membuktikan kamu pantas menjadi kru"

Apa yang dia maksud kru, pikir renaldi.

Untuk menghormati, setidaknya mungkin maksud sebenarnya adalah mencari aman, renaldi membalas dengan beberapa kata.

" Maaf, aku tadi melamun sebentar"

" Tidak papa, mari aku ajak kamu masuk ruangan di dalam"

Agak ragu menerimanya tapi tidak ada salahnya percaya pada viktornya, secara rasional kalo memang dia berniat jahat harusnya renaldi tidak akan bisa berdiri lagi sekarang, atau mungkin renaldi tidak punya pilahan untuk melarikan diri mengingat sebesar apa kapal ini diamna walapun renaldi lari dengan sekuat tenaga akan percuma bila kapal sebesar ini mengejar, telebih lagi kapal yang muncul entah dari mana dalam waktu singkat, baik ukuran maupun kecepatan sangat menakjubkan.

Suatu trobosan yang belum bisa dilakukan manusia jaman sekarang.

" Baik trimakasih, ngomong-ngomong apa maksudya menjadikanku kru di kapal ini?"

Tidak sopan menyakannya kembali sesuatu yang sudah jelas, hanya saja inilah yang mengangu pikiranya selama ini, rasa hawatir ini di hapus dengan konfirmasi dari viktor.

" Tentu saja, seperti yang aku katakan, aku akan menjadikan mu sebagai kru kapal, apa kau mau wahai sahabatku renaldi?"

Tak terpikirkan dalam benak renal bahwa hanya karna dia menghampiri orang asing akan membanya ke titik ini, sunguh dunia memang tidak bisa di perkirakan, terlalu banyak variable untuk mencapai suatu kepastian.

Ingin renaldi menolak tawaran itu, hanya saja rasa pensaran ini begitu tertanam dalam-dalam keperibadianya selama ini.

"Sepertinya itu menarik"

Seketika viktor tersenyum, tidak, lebih tepatnya itu seringai dari pada senyuman.

" Seperti yang di harapkan, tidak salah aku menilaimu"

"Tapi pertama aku ingin tau apa yang kau maksud dengan perbedaan dimensi itu?"

"Jadi kamu ingin aku mengatakanya sekrang, ini sedikit di luar perkiraan ku tapi tida apalah, baik perbedaan dimensi yang saya maksud it---"

Perkataan viktor kemudian berhenti oleh sebuah suara "ting" dari pintu, menarik perhatian renaldi dan viktor.

Keduanya melihat kesana, dan pintu itu terbuka.

Disana ada seorang anak remaja berjalan santai ke arah mereka berdua.

" Halo kevin" viktor menyapanya dengan lembut.

Langkah kevin semakin cepat, kemudian berhenti di samping viktor.

" Mana si bodoh itu?"

"Ahmm, maksudmu Leon"

"Iya si bodoh pembuat masalah itu"

Ekspresi kevin yang tadinya tenang kini disi oleh urat nadi menojol pada kepalanya.

Singkatnya dia kesal.

"Aku ga tau leon kemana, tadi kita berpisah di gang kota, tapi sekarang aku ga tau"

Pandangan kevin kembali melihat ke viktor dengan tidak merubah sorot muka kesalnya.

" Dan lagi, kau jagan menempatkan pesawat kecil kita di tempat yang tidak seharusnya, kau tau betapa merepotkanya mengangkut itu"

"Maaf soal itu, dan lagi itu leon yang menaruhnya di situ bukan aku"

" Sudah kuduga si bodoh itu biang keladianya"

Berpaling dari viktor, kevin memandang ke arah pintu kembali.

Kemudian dia berteriak.

"ANGLE!!!!, cari si bodoh itu dan seret dia kemari!!"

Angle sedari tadi ada di dekat pintu, hanya saja tidak ada yang menyadarinya selama ini selain kevin, termasuk renal dan viktor.

Bola logam yang melayang di udara itu, melayang sangat cepat ke hadapan kevin.

" Siap master!!"

Tapi kemudian.

" Itu tidak perlu"

Suara itu datang dari arah pintu masuk renal dan viktor.

Disana ada seorang pria.

Berambut hitam.

Dan berjas hitam.

Hanya saja jas yang dia kenakan saat ini penuh dengan robekan, kalo itu blum cukup maka rabut acak-acakan dan lumpur menghiasinya.

Layaknya seorang narapidana yang melarikan diri dari penjara lewat hutan amazon penuh rawa buaya, dimana setiap meternya diisi oleh hewan-hewan mematikan.

Lusu, dekil, dan penuh lumpur.

Tubuh perkasa dan wajah tampanya tertutup itu semua.

" Akhirnya kau datang juga" kata kevin, sambil bergerak pelan mendekatinya dengan penuh amarah.

Tapi amarah itu di tahan hanya dengan satu tangan leon di kepala kevin.

Terlihat seperti anak kecil yang mencoba memukul pria dewasa.

" Sini kau, akan ku hajar wajah bodoh mu" mengatakan itu sambil mengerutu di bawah telapak tangan leon.

" Sudah lah bocil, yang paling penting kita harus segera pergi dari sini"

Berhenti melakukan hal konyol, kevin kembali mengumpulkan ketenanganya.

"Apa kau pikir aku tidak tau, bahwa kau di kejar-kejar oleh kepolisian sekitar dan membuat kegaduhan di sana sini, seisi kota itu ramai karna dirimu,"

"Huh!! memangnya kenapa, apa salahnya aku mematahkan beberapa orang"

Kemarahan kembali mengisi kevin, yang selanjutnya berubah menjadi ledakan.

"Beberapa kau bilang!!, apa 30 orang yang kau maksud beberapa!!, apa otak kecilmu itu begitu bodohnya sampe tidak menyadari hal ini."

" Sudahlah bocah hentikan omelan mu, misi ini telah gagal"

"Dasar tak tau diri, itu semua salah mu idiot"

Tidak memperdulikan omelan kevin lebih lanjut, dengan cepat leon memndang ke arah angle hendak memberi perintah.

" Angle, nyalakan mesinnya dan cepat keluar dari tempat ini"

"Baik, tuan leon"

Tidak terima robot buatanya di perintah kevin pun berbicara.

"Jagan senaknya saja kau memerintah angle"

Disisi lain.

Renaldi hanya diam, itu karna dia menyadari bahwa polisi yang mengejar leon karna ulahnya.

Singkatnya renal lah biangkeladi sebenarnya dari gagalnya misi mereka.

Terlebih lagi dia melihat robot logam menghantam kepala pria bernama leon itu atas printah kevin.

"Itu pasti sakit", pikir renal.

Walaupun leon terlihat baik-baik saja tapi entah apa yang akan terjadi bila di alami oleh renaldi.

Yap, semua pertengkaran itu di akhiri dengan pukulan ke kepala leon dan naiknya kapal di udara hendak ke atas langit yang jauh.

Suara mesin begitu terdengan kencang bahkan mungkin seluruh kota mendengarnya, itu pasti akan mengangu para penduduk yang sedang menikmati waktu tidurnya padahal kebanyakan dari mereka begadang melihat bintang di langit beberapa waktu lalu.

Blum lagi angin kencang yang di hasilkan mengirim terbang dedaunan dipohon.

Semua keberadaan kapal itu lenyap dalam sekejab.

Dan menyisakan suara bising di perkotaan.