Eris membuka tutup kaleng seukuran gengaman tangan. Namun kulit lembut dan kukunya yang dingin, tidak bisa menembus alumunium tipis dari kaleng yang dia pegang, oleh karena itu tangan satunya mengambil pisau kemudian menusuk.
Memutar dan pada akhirnya kaleng itu terbuka.
Dari mata Eris yang saat ini melihat ke kaleng, dia dapat melihat daging halus yang membeku dan menyatu dengan lapisan keleng.
"Air, Kyle bisa ambilkan kakakmu ini air panas?" Eris menoleh.
Kemudian Kyle yang saat ini duduk di dekat Eris meraih botol berisi air panas lalu membuka tutupnya.
"Ini, " Kyle menyodorkan botol.
"Terima kasih."
Eris meraih botol itu lalu menuakan air kedalam kaleng. Asap-asap akibat es yang mencair kini mulai muncul di atas kaleng, membumbung tinggi ke udara kemudian memudar.
Setelah itu selesai, Eris menaruh botol air panas ke samping lalu berdiri. Dia berjalan beberapa langkah sampai akhirnya berhenti saat melihat ke jendela.