Aku merasa merinding sekaligus menggigil kedinginan.
Lantas kuambil mantelku, dan langsung mengenakannya.
'Ini dingin sekali ...!"
Bagaimana bisa Kak Lyana tertidur senyenyak ini selagi udara dingin terus merayap masuk.
Tetapi, dia masih terlihat imut sekali saat sedang tidur. Wajahnya begitu memerah.
Sebaiknya aku menutup tubuhnya dengan selimut, dan tetap membiarkannya tidur.
Selesai menyelimuti tubuhnya dengan selembar kain berbulu, aku mendekatkan wajahku ke arahnya.
"... Aku mencintaimu, Kak Lyana." Aku membisikkan itu ke telinganya selembut mungkin.
Tidak ada tanggapan atau reaksi apapun.
Dia benar-benar tertidur dengan nyenyak.
Ya sudah, mending pergi saja ah.
Aku lantas berjalan ke arah jendela, dan menyibakkan tirai jendela dengan penuh semangat.
Cahaya dari luar dengan cepat menyusup masuk, dan menerangi seisi ruangan kamarku.
Pemandangan pagi ini terlihat damai dan menenangkan.