Aku mendongakkan kepalaku dan menatapnya dengan rasa gelisah. Yang menantiku di balik pintu ini adalah seorang pria yang kukenali. Mantel hitam di tubuhnya terselimuti lapisan debu dan salju, seolah dia baru saja kembali sehabis menembus badai.
'Ah ... ternyata dia.'
"Yhaa! Aku kembali!" Dengan wajah ceria, Dmitry melambaikan tangannya. Dia menekuk sudut mulutnya dan tersenyum miring. Senyuman itu, bagaimanapun, membuatku merasa jengkel.
'Fhuu ....'
Setelah menghela napas sejenak, aku lantas membantingkan pintu di depanku dengan cukup keras. Dasar orang aneh. Tak kusangka kalau itu adalah dia. Tetapi, entah mengapa wajahnya tampak menyebalkan.
"A-apa itu tadi adalah Dmitry?" Mulutnya Liam berkedut seperti ingin tertawa, tapi ekspresinya malah berubah kusut.
"Kurasa anda salah lihat ...."
Saat berbalik, pintu di belakangku seketika terbanting dengan kerasnya, dan menimbulkan bunyi hantaman yang nyaring. Dinding rumah bahkan ikut bergetar.
Apa sedang ada hembusan angin?