Aku memutar arah pergelangan kaki kananku, bersama gerakan tubuhku ikut bergeser ke samping. Saat itu terjadi, pedang kayu miliknya mengayun secara vertikal dan menghantam tanah.
Raut wajahnya seketika berubah kesal.
"Kau!" Dia mengeratkan giginya, dan matanya melotot kesal saat menatap ke arahku.
Sepertinya dia masih tidak terima jika aku menghindari serangannya barusan.
'Ya ampun ... anak ini.'
"Lexer henti—"
Dia tidak mendengarkanku, dan kembali mengangkat pedangnya dan berniat menyerangku sekali lagi.
Lexer menyeret sebelah kakinya dan mengambil ancang-ancang. Gerakan tangannya berubah.
Dia kini memakai variasi teknik aliran berpedang sungguhan.
Lexer memfokuskan kuda-kudanya. Selagi ia mengangkat pedang kayunya setinggi bahu, ia mengambil langkah maju menghampiriku. Dan dia segera mengayunkan pedangnya dengan kecepatan melebihi sebelumnya.