"Hei, Ilya." Aku mencoba menanyakan rasa kecurigaanku kepadanya.
"Ada apa?" jawab Ilya dengan kaku. Raut wajahnya masih terlihat tegang dan serius.
"Apa mungkin ... kau ingin ke toilet?"
"U-uhum! Ti-tidak. Kenapa kau menanyakan itu?" Ilya terlihat berusaha menahan dirinya. Kurasa dia sedang menyembunyikan sesuatu.
"Yah, kau terlihat begitu tegang, Ilya."
"Benarkah? Aku kelihatan seperti itu?"
"Iya ...."
"Apa yang kau katakan tadi memang benar. Tetapi, aku masih bisa menahannya. Ini bukanlah masalah besar."
"Kau yakin?"
"Jangan khawatir!"
"Baiklah."
Setelah kami selesai berbisik-bisik, aku langsung mengambil gelasku darinya. Aku pun mencoba minuman ini. Airnya terlihat berwarna merah transparan, dan agak sedikit keunguan.
"Hei, Ilya."
"Ada apa?"
"Apa ini ada alkoholnya?"
"Tidak. Kurasa itu perasan buah dengan rasa anggur."
"Eh, benarkah?"
Ilya mengangguk menanggapi pertanyaanku.
Aku mencoba mencecapinya.
Benar! Minuman ini rasanya manis sekali.
'Ghaaaaaa ....'