Bete.
Bete.
Bete.
Pembaca dan penulis kok dari kemarin konfliknya kalau enggak koin, 'ceritanya itu-itu aja', 'ceritanya penuh dosa', ntar penulisnya bakal bilang: 'kalau nggak suka tinggalin'.
Ada konflik yang lain yang lebih berbobot nggak?
Buat reader:
Aku datang ke platform online ya memang karena nyari junk novel. Ya wajar kalau ceritanya kayak yang kamu keluhkan. Emang penggemar junk novel banyak banget kok, termasuk aku. Makananku junk food. Bacaanku junk novel.
Kalau kamu ingin memperbaiki kondisi, ayo barengan. Aku juga sedang berjuang menghentikan kebiasaan membaca junk novel.
Buat penulis:
Kamu berani nulis kok enggak siap dikritik, sih? Heran, deh. Emang kamu bayangin semua reader budiman? Ngritik dengan manis? Emang dengan menjawab "kalau nggak suka tinggalin" akan menyelesaikan persoalan?
Bisakah kamu menjawab dengan pernyataan yang lebih elegan? Sebagaimana seharusnya seorang penulis?
Note: maaf penulisan tidak menggunakan bahasa baku.