Aku terus menangis dan tak sanggup menghentikan air mata sialan ini. Meski aku meminta bianca untuk memutar arah dan meninggalkan pemandangan yang ntah harus aku syukuri atau aku kutuk itu, namun nyatanya hatiku tetap terasa sakit
Saat itu. Saat aku melihat senyuman nya ,ntah dari mana pikiran ini datang.
Aku pikir akan lebih baik melihat senyum itu dan menyadari bahwa kami menghirup udara di bumi yang sama dari pada aku benar benar kehilangan kesempatan untuk bisa melihat nya sama sekali.
Aku menahan tangan bianca yang hendak melepas kunci tangan.
Bianca menatap ku dengan penuh tanya.
Aku harus melihat nya, mungkin ini akan menjadi hari terakhir ku untuk melihat nya secara langsung. Dan aku tidak mau melepaskan kesempatan ini begitu saja.