Aku sudah tiba di depan rumah anya beberapa menit yang lalu. Sebenar nya aku ingin langsung memanggil nya atau mengetuk pintu nya agar ia membukakan pintu untuk ku.
Namun urung aku lakukan, karena seperti nya anya belum bangun dari tidur nya.
Mungkin seperti aku yang tak bisa tidur karena memikirkan banyak hal setelah pertengkaran kecil kami, ia pun tidak bisa memejam kan mata nya. Dan terpaksa terjaga semalaman.
Aku sedang berfikir apa yang sebaik nya aku lakukan. Apakah meninggalkan makanan yang ibu persiapkan untuk nya di kursi yang depan atau aku membuka pintu nya seperti biasa seperti waktu waktu lalu ketika aku tak mengetahui rahasia yang ia simpan selama ini untuk ku. Dengan mengambil kunci cadangan nya yang sangat aku hapal di mana tempat ia dan keluarganya menyimpan nya.