Aku masih memejamkan mata ku ketika gadis bertanya siapa orang yang aku ceritakan itu. Namun tentu aku tak bisa memberi tau nya yang sebenar nya. Bahwa orang yang sedari tadi aku ceritakan itu adalah dia.
Aku pun hanya diam seribu bahasa dan membiarkan nya berfikir bahwa aku sudah terlena di dalam alam mimpi.
Waktu bergulir tanpa permisi. Aku rasa sekarang sudah sangat dekat dengan waktu fajar.
Sedari tadi aku hanya bisa memandang gadis dari cahaya temaram ini.
Ia tampak tidur dengan nyenyak seperti anak kecil yang lugu.
Beberapa rambut depan nya pun sudah menutupi sebagian wajah nya yang menghadap pada ku. Membuat aku dengan refleks mencoba memperbaiki nya agar aku bisa melihat wajah nya dengan lebih jelas.
Ah gadis yang aku rindukan. Mengapa nasib malah membawamu pada kemalangan ini. Seharusnya aku terus mengikuti mu dan tak membiarkan kamu hidup sendiri. Hingga kamu tak harus hidup dengan perasaan salah itu.