"Gimana mungkin gw bisa menahan keinginan untuk terus melihat loe seperti apa yang loe suruh, sedang kan gw bisa melihat loe saat gw memejam kan mata gw" Ujar nya sambil menatap ku penuh makna.
Aku terduduk seolah tak ada tenaga lagi menahan semua rasa yang datang berbarengan.
Air mata ku tak terbendung lagi. Rasanya aku mulai kesal kepada diri ku sendiri karena tak berhasil mengendalikan perasaan ku yang terasa terombang ambing.
Saat aku bilang aku mencoba menghindari nya. Dan berusaha mendorong nya pergi dari dekat ku, sejujur nya ada sisi dalam hati ku yang merasa bahagia karena bisa melihat nya walau dari balik pintu kamar ku.
Dan ada perasaan hilang saat aku tak mendengar suara nya dari balik pintu ini.
Aku tak mengerti apa yang sebenar nya aku rasakan untuk nya.
Karena setiap kali aku tersenyum mendengar gurauan laut bersama anggota keluarga ku yang lain dari balik dinding kamar ku.
Tak lama kemudian perasaan bersalah yang aku rasakan terhadap alya menghantui ku.