Seketika kekesalan pun mengendalikan ku, membuat setiap kata yang terucap menjadi sangat menusuk
"Hahahaha kok malah kamu yang marah sih" Ujar davi sambil mengacak acak rambut ku gemas "aku kan cuman menyuarakan pemikiran ku" Ujar nya kemudian sambil menyeruput tetesan minuman terakhir nya
"Iya tapi kamu terkesan nyiyir, kalah kali nenek nenek" Ujar ku ketus.
"Iya maaf maaf, maafkan aku yang kelewat nyinyir ini, aku hanya mengkhawatirkan sahabat ku aja kok" Ujar nya dengan nada bercanda.
"Ngomong ngomong kamu tau siapa pacar nya? Gadis kan pasti sering cerita ke kamu" Ujar nya lagi
" Kenapa kamu pengen tau? " Tanya ku masam
"Ya penasaran aja , cowok mana yang bisa bikin gadis mengabaikan nilai nilai yang selama ini ia genggam" Ujar davi terdengar masih tak percaya dengan apa yang telah gadis perbuat
"Emang kalo kamu tau kamu mau ngapain dia? " Ujar ku kemudian menatap nya sinis.