Chereads / Penyihir Terhebat Bumi / Chapter 36 - Mata Terbuka

Chapter 36 - Mata Terbuka

Seluruh tubuh Emery seakan membatu, detak jantungnya berdegup kencang hingga menggema dalam telinganya. Melihat makhluk itu menatapnya sembari mengunyah Fatty membuatnya semakin takut. Emery tidak menyangka, makhluk yang biasanya hanya ada dalam cerita di dunianya dulu sangat nyata di tempat ini. Menyadari bahwa salah satu magus dari Institut Tanaman terluka parah hingga tidak bisa bergerak membuatnya gemetar hingga tidak bisa bergerak. Dunia ini serta makhluk-makhluk yang tinggal di dunia ini sangat liar dan tidak terbayangkan.

Sebelumnya, ia tidak tahu bentuk makhluk itu, namun saat cahaya bulan menerangi, Emery dapat melihat makhluk itu memiliki kepala naga dengan sepasang tanduk besar dan tajam serta tubuh berduri. Sepasang sayap terlipat rapi pada punggung makhluk itu.

Di kepala makhluk itu, terlihat seorang pria berambut emas dengan baju zirah berwarna merah terang. Naga itu, seakan tidak menyadari keberadaan pria tersebut, akhirnya menelan sisa mayat Fatty. Saat Emery melihat mata pria itu, Emery merasakan sebuah tekanan hebat yang membuatnya tidak bisa melihat ke depan. Kekuatan pria itu sangat mengerikan, sangat menakutkan hingga Emery merasa seakan ia bisa terjatuh ke tanah kapan saja.

Emery berusaha melawan rasa takutnya walaupun ia merasa seperti seekor semut yang berusaha melawan dewa kematian. Pria itu mengulurkan tangannya, dan Magus Erica terlempar mendekati pria itu seakan-akan udara telah mendorongnya.

Dengan suara berat dan dingin, pria itu berkata kepada Magus Erica. "Matilah kau, manusia sombong."

Pria berbaju zirah merah itu mencekik leher Magus Erica. Magus Erica berusaha melepaskan diri, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menggerak-gerakkan kaki dan berusaha melepaskan diri dari pria itu.

Emery hanya bisa melihat semua itu terjadi. Dalam hatinya, keinginan untuk pergi dan berlari sejauh mungkin terus bergejolak, namun ia tidak bisa bergerak, bahkan tangan dan kepalanya seakan membatu untuk terus melihat kejadian itu. Namun, tiba-tiba, cahaya petir dari langit menyerang pria itu, diikuti oleh suara guntur yang memekakkan telinga.

Sebuah lingkaran cahaya muncul di atas Emery, dan para magus berjubah muncul dari lingkaran itu, bersama dengan sebuah bola api yang menyerang kepala naga di depan mereka. Naga itu terjatuh, menciptakan dentuman keras yang melemparkan Emery ke arah sebuah pohon. Topper dan Silva juga mengalami hal yang sama.

Kepala Emery lagi-lagi terasa pusing dan ia memuntahkan darah. Dengan penglihatan yang kabur, ia berusaha berdiri, dan ia melihat seekor makhluk yang hampir sama besar sedang bertarung melawan naga itu. Makhluk itu menghantam kepala naga tersebut, lagi-lagi menciptakan dentuman keras yang terasa seperti gempa. Emery pun lagi-lagi kehilangan keseimbangan dan terlempar mundur.

Kedua lemparan itu membuat Emery, Silva, dan Topper berada sedikit jauh dari pertarungan, namun kekuatan para magi yang sedang sibuk bertarung masih sangat terasa, setiap ledakan sihir-sihir yang digunakan dalam pertarungan itu terasa bergema dalam jiwanya. Perasaan yang mengerikan, namun juga mengingatkan Emery akan kekuatan para magus yang sebenarnya.

Saat penglihatan Emery kembali, ia melihat makhluk yang sedang melawan naga itu adalah monster batu yang mirip dengan monster yang dilihatnya di Institut Bumi beberapa waktu lalu. Tiba-tiba, Emery mendengar suara yang tidak asing.

"Kalian, cepatlah pergi dari sini! Lari secepat mungkin!" Darius berkata kepada Emery, Silva, dan Topper yang masih tidak bergerak karena terkejut. "Sekarang!"

Emery belum sempat menjawab, namun tangan Darius bercahaya kuning dan bebatuan di sekitar terbang ke arahnya, menciptakan sebuah baju zirah yang terbuat dari batu pada tubuh Darius. Setelah menciptakan baju zirah, Darius melesat ke arah sang pria berbaju zirah merah yang masih mencekik Magus Erica, dan memperbesar kepalan tangannya dengan bebatuan sebelum meninju pria itu.

Emery, Silva, dan Topper berlari kembali ke arah Elder's Respite, namun saat Emery melihat ke belakang, ia melihat pria berzirah merah itu telah menjatuhkan Darius dan menghancurkan baju zirah batu-nya. Namun, di sisi lain, pria itu sudah melepaskan Magus Erica.

Kemudian, Emery memandang ke arah naga itu, dan melihat makhluk batu milik para magus telah hancur di bawah kaki naga itu. Saat mata Emery dan mata naga itu bertemu, naga itu membuka mulut, menciptakan sebuah bola cahaya merah yang semakin terang. Merasakan datangnya bahaya, Emery berteriak sekeras mungkin. "Lompat!"

Naga itu membentangkan sayapnya dan melepaskan api ke arah Emery, Silva, dan Topper. Emery segera bergerak cepat dan menghindar, mendorong Silva yang ada di dekatnya untuk ikut menghindar. Api dari mulut naga itu tidak mengenai mereka, namun Emery merasakan panas-nya hingga sekujur tubuhnya berkeringat.

Asap membumbung tinggi ke langit, dan saat ia berhasil berdiri, Emery segera mencari Topper. Namun, ia tidak menyangka akan melihat Topper dalam kondisi seperti itu. "Topper!"

Topper tidak sempat menghindar, dan ia terkena tembakan itu. Separuh tubuhnya meleleh seperti air, dan tulang-belulangnya terlihat jelas. Wajahnya yang terbakar mengeluarkan bau seperti daging bakar. Topper masih hidup, dan ia mengulurkan tangan ke arah Emery.

Emery hanya bisa menatap Topper dengan mata terbelalak. Hanya lima detik berlalu, namun Emery bisa melihat mata Topper yang hanya tersisa putih-nya dan mulut Topper yang menggumamkan "Tolong aku."

Emery berjalan maju, hendak membantu Topper dan membalas budi setelah ia membebaskan dirinya dan Silva. Namun, Silva menarik tangannya dan berkata. "Jangan! Sudah terlambat untuk menyelamatkannya! Jangan bodoh!"

Silva tidak melepaskan tangan Emery dan menariknya pergi. Sementara itu, wajah Topper terus memenuhi pikiran Emery saat mereka berdua berlari pergi, meninggalkan medan perang yang penuh suara-suara ledakan itu.