Chereads / crazy people / Chapter 6 - 6

Chapter 6 - 6

Happy reading!!

Satu....

Dua....

Tiga....

'Sperti mati lampu ya sayang, sperti mati lampu.... Cinta ku pada mu ya sayang, bagai malam tiada berlalu.....'♪♪♪♪

Loh kok jadi nyanyi??

Ya iya lah Reza Abigail gitu loh. Dan jangan salah, bukan cuma Reza yang nyanyi tapi Reza juga ikut nyanyi, sambil joget-joget lagi. (tapi kok jadi aneh ya 'bukan cuma Reza tapi Reza juga') -_-||

"Weehhh....lumayan juga otak lu." puji Reza yang ditujukan kepada anak baru yang menolongnya tadi.

"Lumayan kenapa??" tanya anak baru.

"Lumaya gesrek... Wkwkwkwkwk..." ini yang dinamakan memuji fersi Reza. Tidak tau ah Reza yang mana. *pusing.

"Oh ya, gue belom sempet kenalan sama lu. Kenalin gue Rezara Abigail anak paling imut di kelas" Reza memang seperti ini suka menyombongkan diri. Mangkanya kadang temannya mengingatkan, katanya sih gini 'Za jangan besar kepala nanti otaklu loncat loncat soalnya kepalanya gede otaknya kecil wkwkwkwk' dari situ Reza sadar dia salah milih teman. Hihihi...

Oke balik lagi ke perkenalan antara Reza dan Reza.

"Yakin paling imut!?" tanyanya.

"Dih nyolot!!"

"Bukan nyolot... tapi kurang yakin aja."

"Yeeuuhh... Jan salah..."reza👵.

"Yodah lah teserah lu! Terus gw manggilnya apa nih Zara apa Abigail nih?" tanya sang anak baru.

"Mangka itu... gara-gara nama lo Reza, jadi gue bingung nyuruh lu manggil gue apaan."

"Lah emang ngapa?" tanyanya lagi.

"Temen-temen yang lain manggil gue Reza. Kan kalo sama ribet"jawab Reza.

"Kok dipanggil Reza? Kan cewe. Lo cewe kan?" jadi ragu si anak baru.

"Kok kepo!" jawab Reza dan langsung pergi ke toilet.

"Lah?"

Jam pelajaran Pak Oleh sudah selesai ....

Di kelas sedang tidak ada guru, dikarenakan Bu Sri yang harusnya mengajar, sedang tidak masuk karena sakit.

Reza sudah kembali ke kelasnya.

Ketika baru saja ingin duduk Kara datang ke tempatnya Reza. Ini Rezara Abigai ya...

"eh entar kita kerjanya dimana?" tanya Kara.

"Kerha apaan? Kerja lembur bagai kuda!!" tanya Reza balik.

"Dih serius gua!!! Entar ngerjainnya dimana??" tanya Kara lagi.

"Kerja apaan? Gur aja baru dateng dari toilet, ya kagak tau apa-apaan lah, OON!"

"Oiya lu baru dateng! Hehehehe..." ucap Kara sambil tepok jidak.

"Za nanti kita kerja kelompoknya di rumah lu ya." ucap Tiya sambil menyatat sesuatu.

"Oh yaudah, emang kelompoknya siapa? dan kita disuruh ngpain, pake kelompok-kelompok segala?"tanya Reza.

"Bentar, gue lagi nyatet orang-orangnya nih.."

"emang berapa orang sih?"

"seharusnya sih 6 orang per kelompok, tapi katanya nanti ada satu kelompok yang ada 7 orang, kan ada anak baru" jelas Tiya.

"Di kelompok kita siapa aja ya?" tanya Kara ke Tiya.

"Nih baru kita berempat dongang kurang 2 orang lagi" jawab Tiya.

"Coba tanya yang lain dah, yang belom dapet kelompok siapa aja?" usul Ebil yang entah dari mana asalnya.

"EH YANG BELOM ADA KELOMPOK SIAPA!!" teriak Ebil.

"Gua Bil." jawab Angga sama Bony. Sama ada yang angkat tangan tapi gak bersuara.

"Masa tinggal bocah-bocah gak jelas doank yang gak ada kelompoknya?" kecewa Ebil, padahal dia mengharapkan sekelompok dengan Pangeran. Iya pangeran sesuai sama namanya, berparas tampan dan termasuk anak pintar, mangka dari itu ia menjadi ketua kelas.

"Yaudah lo semua kelompok kita ya!" ucap Tiya.

Di karenakan ada rapat guru para siswa siswi dipersilahkan untuk pulang kerumah masing-masing dan belajar di rumah. Begitu lah isi pengumumannya.

"Za kita langsung aja kerumah lu ya!?" ucap Tiya.

"Boleh-boleh aja...." jawab Reza

"Okeh, kita numpang jemputanlu ya... Muat kagak?"

"Muat sih kalo si Rina gak ngikut."

"Terus gimana dong?" tanya Tiya lagi. Ini kelompok sepertinya anggotanya cuma Tiya, masalahnya yang sibuk Tiya saja. Kara ama Bony lagi berbincang-bincang tentang kebodohan mereka, Angga lagi cerita-cerita sama Reza si anak baru yang sepertinya tidak didengarkan sama sekali, terus Ebil lagi ngegosip sama Panji. Hadeh...-_-||

"Coba lu tanya aja sama yang lain, kali aja ada yang bawa odong-odong, beca, bajay, bus, atau apa kek!" jelas Reza.

"Oiya... Eh kalian ada yang bawa odong-odong, beca-" ucap Tiya yang kepotong.

"Gak usah lu sebutin semuanya....uun!" potong Reza.

"Hehehehe..... Sorry, lagi puyeng jadi ketularan Kara sama Bony.... Eh manusia-manusia gak berguna! Ada yang bawa kendaraan gak?" tanya Tiya.

"Gue bawa motor!" ucap si anak baru

"Nah bagus...sekarang kita berangkat yuk!" ajak Tiya.

"Okeh..." jawab semuanya.

"Lu ngapain ngikutin kita!? Kan gak sekelompok?" tanya Bony ke Panji.

"Dasar oon. Jalan ke luar sekolah kan ini doang!! gue juga pengen pulang kali... tuh udah dijemput!" jelas Panji ke Bony.

"Oh iya..."

"Mangkanya jangan oon jadi anak!" ledek Kara.

"Sesama manusia oon jangan saling menghina!!" ucap Tiya, Reza, Angga, Ebil, Panji, sama Bony kompak.

"Wih kompak banget kalian!!" appresiasi dari si anak baru.

Di depan gerbang....

"Za!! Lu lama banget sih, ampe lumutan nih gue nungguin lo!" teriak Rina yang lagi berdiri di deket mobil.

"Silangkuen pada masuk...." ucap Reza yang menghiraukan ucapan Rina, sambil buka pintu mobil mempersilahkan temannya masuk.

"Lah kok pada masuk ke mobil?" tanya Rina.

"Iye... pada mau kerja kelompok di rumah." jelas Reza

"Oowwhh...oke!" ucap Rina yang langsung masuk ke dalam mobil.

"Za lu ngak ngikut?" tanya Ebil.

"Gak mau nauk mobil... Maunya naik motor..." ucap Reza yang memanyunkan bibirnya.

"Dih kok sok imut gitu gayanya!?" ucap Angga di dalam mobil. Untung Rezs tidak dengar.

"Ngapain sih naik mobil aja napah!" ucap Ebil lagi yang dianggukin manusia-manusia di dalam mobil.

"Aaaaa..... Gak mau..... Gue maunya naik motor!" rengek Reza sambil menghentak-hentakkan kakinya layaknya anak kecil lagi ngambek.

"Jangan kebanyakan drama lu Za masuk dah buruan! Pengen makan siang nih gue!!" ucap Rina.

"Aaahhh.... Gak mau!" tolak Reza lagi sambil malingin mukanya ke samping dan tangannya dilipat di dada.

"Yaudah...dari pada kelaman mending dia bareng si anak baru aja tuh. Kan dia bawa motor!" usul Tiya.

"yaudah lu telpon gih tu si anak baru kali aja belom berangkat dia!" titah Angga. Iya bisa aja dia udah berangkat soalnya udah dikirimin alamatnya rumah Reza.

"Gue gaka ada nomernya!" ucap Bony.

"Gak ada yang nyuruh lo!" jawab Kara.

"Gue ada! Gue aja dah yang nelpon!"~Angga.

"Ngapain lu tadi nyuruh-nyuruh orang!!"

"Hehehehe...."

"Buruan dah lu telponin udah laper nih gw!!" ucap Rina.

"Iiihhhhh....kok malah pada diskusi sih!! motornya mana!!!" rengek Reza lagi.

"Iya iya sabar..."

"Halo za.."ucap angga di telpon.

"Ya kenapa??"

"Ini gak tau kenapa tiba-tiba re-"

"Langsung tanya aja masih di sekolah apa enggak. Gak usah pake cerita dulu!!" protes semua orang.

"Iya...Za lu masih di sekolah gak?"

"Masih. Emangnya kenapa?"

"Lu kedepan gerbang dah..Reza mau bareng!"

"Lah!?"

"Gak usah banyak tanya! ke sini aja buruan!" ucap Angga yang langsung tutup telponnya.

Selang beberapa menit anak baru datang sama motornya.

"Yeeeyyy.... Motornya udah dateng!!" sorak Reza kegirangan.

"Yaudah ya kita duluan..." pamit Tiya.

"Babay..." ucap Reza melambaikan tangan senyam-senyum.

"Yaudah naik!"

"Okeh, asyiiikkkk....."

"Lu seneng amet. Kaya orang belom pernah naik motor aja!" bingung Reza anak baru.

"Udah yuk jalan"

Di perjalanan...

"Yey... Brummm....brummm...ngengggg....." oceh Reza diperjalanan.

"Lu belom pernah naik motor ya!? Girang banget gitu?"

"Aaaa....seru...." ucep Reza sambil rentangin tangan. Untung jalanan cukup lancar, jadi tidak ada orang yang terganggu.

"Gila kayanya nih anak!" ucap anak baru bisik.

Tiba-tiba ada kucing yang menyebrang, dan itu membuat sang pebgendara motor mengendarai motornya belok-belok. Karena merasa tidak seimbang, si anak baru menepi sebentar.

"Huh... Hampir aja celaka!" monolognya.

"Papa.....aku takut..." suara Reza yang gemeteran ketakutan.

"Za lu gak papa kan?" tanyanya.

"Gue takut...huaaaa....." tangis Reza

"Yah kok nangis sih!?"

"Huhuhuhu..."

"Nih orang ngapa cengeng banget ya." batin Rajara Reza Gibran.

"Udah dong nangisnya!"

"Huaaa...huhuhuhu ..." tangis Reza yang menjadi-jadi.(nyusahin amet nih anak ya)

"Yaampun kok malah tambah kejer sih!" bingung ngeladenin Reza.

"Berenti ya.... nangisnya." mohonnya lagi lebih lembut. pasalnya orang-orang sekitar memperhatikan mereka berdua, nanti dipikir dia yang nangisin lagi. (tapi kalo dipikir-pikir, bener juga sih!)

"Yee gak lah....salah kucing yang nyebrang tadi!!" protes anak baru ke author.

"Serah lu dah!"author.

"Za berenti ya nangisnya..." mohonnya lagi.

"Hu...hu...hu...mau es krim!" pinta Reza yang masih sesenggukan habis nangis.

"Iya dah...tapi jangan nangis lagi lo!" jawab Reza anak baru.

"Iya...janji!" ucap Reza yang tiba-tiba ngulurun jari kelingkingnya.

"Hah!?"

"Iiihhh....janji dulu..."

"Yaudah iya...." jawabnya yang mengaitkan kelingkingnya.

"Oke kita berangkat!!" ucap Reza semangat lagi...

"Gue pegangan ya....takut soalnya!" ucap Reza yang meluk si anak baru dari belakang.(buat pegangan ya..)

"Dih modus!"

"modus apah!?" tanya Reza

"Yee.... pura-pura gak tau lo!" ucapnya yang langsung nancap gas pergi ke toko es krim.

Di toko es krim....

"Asyikk..... Beli es krim...beli es krim..."

"Diem apa gak usah loncat-loncat gitu" tegur si anak baru.

"Iya...iya..." jawab Reza sambil memanyunkan bibirnya.

"Yaudah buruan sono beli!"

"Okeh..."jawab Reza semangat.

"Mbak beli es krim coklatnya dua ya!" ucap Reza ke mbak-mbak es krim.

"Kok dua!? Maruk amet lu!"

"Iihhh... Enggak buat gue semua... Yang satunya buat lo!" balas Reza.

"Dih gue lagi gak pengen makan es krim.."

"Bodo."

Habis selesai makan es krim, Reza langsung balik ke motor.

Ketika Reza anak baru ingin keluar juga... Tiba-tiba dia dicegat sama mbak-mbak es krim.

"Loh kenapa ya mbak?" bingungnya

"Maaf kak, es krimnya belum dibayar..."

"Serius!"

"Iya kak, kata pacarnya tadi, kakak aja yang bayar..."

"Bukan pacar saya mbak. Baru aja kenal. Emang berapa harganya?"

"Silahkan ke kasir aja kak."

sehabis bayar es krimnya, ia balik ke motor menghampiri manusia paling nyusahin.

"Woy... Ngak nyampe sehari kita kenal lu dah jadiin gue kaya babu lo aja!" omelnya

"Hehehehe..... Kan itu tugas laki-laki ngelindungin perempuan apa lagi perempuanya itu seimut gue..." jawab Reza.

"Imut...imut... Nyusahin gini juga!"

"Iiihhh... Gak usah banyak ngomong dah.... Ayok buruan pulang....nanti yang lain pada nungguin." pinta Reza

"Bawel!!"

Di rumah....

"Reza lama amet dah, ngak nyampe-nyampe..." ucap Kara.

"Iya, tuh bocah bedua pada kemana sih!" balas Tiya.

Brummm.....brummmm....(suara motor ceritanya)

"Nah tu dia.." ucap Angga sambil nunjuk motor yang datang.

"Ce elah... kaya anak pacaran aja pake peluk-peluk segala." komen Ebil liat Reza yang ngelingkari tangannya di pinggang si anak baru.

"Ciee Reza... Peluk peluk anak baru..." ledek Bony ke Reza.

"Gue gak peluk-peluk kok!" protes Reza.

"Terus itu tadi namanya apa?" ledek Ebil ikut-ikut Bony.

"Itu tadi namanya pegangan... Takut jatoh...kan kalo jatoh, sakit..."

"Yee ngeles aja lo..."

"Iiihhh... Beneran!! Yaudah sih kalo gak percaya!" ucap Reza yang ngambek terus langsung pergi salim sama mamanya dan naik ke atas untuk ganti baju.

Selang beberapa menit Reza turun habis ganti baju.

"Ayok dah ke basecamp. Di sana aja ngerjainnya." ucap Reza.

"Ciee... Reza... Bonceng-boncengan sama anak baru..." ledek Ebil.

"Dih kapan gue boncengan sama dia!" balas Reza.

"Yee...pake pura-pura lupa, 'dih kipin gui bincingan imi dia!'" ucap ebil mengulang kata-kata Reza yang tadi tapi diganti i semua.

"Ngeles apaan!! Orang kan tadi kita pulang bareng naik mobil!" ucap Reza lagi.

"Terus tadi yang boncengan sambil peluk-pelukan ama nak baru saha! Setan!!" otot eh salah ngotot Ebil maksudnya.

"Beneran dah gue gak ngerasa boncengan ama dia!!" kekeh Reza

"Beneran!?" tanya Ebil.

"Iya... Serius gue! Aneh banget dah, dari kemaren pada nuduh hal-hal yang gak pernah gue lakuin. Kemaren bang Arsen sekarang elu." jelas Reza.

"Lo beneran gak inget tadi di boncengin sama anak baru!" tanya Ebil lagi.

"Iya beneran dah gua!!"

"Eh lu bedua, sini dong jan asik ngobrol berdua aja!! Jodoh aja lu!" omel Tiya ke Reza sama Ebil. Tiya memang gini kalo masalah tugas.. Pengen buru-buru beres.

"iya...iya..."jawab mereka berdua.

"Reza tolong cariin artikel tentang ini ya!" titah Tiya.

"Oke." jawab Reza dan si anak baru.

"Cieee.... tadi bonceng mesra sekarang ngomong barengan cieere...." ledek Bony

"Apaan sih lu Bon. Eh iya nih, kan nama kita sama gimana nanti nama panggilannya jangan sama-sama Reza. tapi gue gak mau ya nama panggilan gue diganti-ganti, dia aja yang ganti." ucap Reza panjang lebar.

"Yaudah eh anak baru nama panjang lu siapa dah?" tanya Tiya.

"Rajara Reza Gibrani "

"Yaudah lo kita panggil Raja aja setuju."

"Yaudah terserah." jawab Raja tapi anehnya ia sedikit mengerakan rahangnya.